Hidayatullah.com–Penganut Hindu bersiap untuk merayakan peletakan batu pertama kuil di bekas situs Masjid Babri di India utara, umat Islam mengatakan mereka belum memiliki rencana untuk membangun masjid di situs alternatif yang diberikan untuk menggantikan masjid yang dirobohkan oleh Hindu garis keras beberapa dekade lalu.
Perayaan peletakan batu pertama pada Rabu menyusul putusan Mahkamah Agung India pada November lalu yang mendukung pembangunan sebuah kuil Hindu di Ayadhoya negara bagian Uttar Pradesh. Penganut Hindu mengklaim bahwa dewa mereka, Rama, lahir di lokasi itu. Putusan Mahkamah Agung tidak dapat menyebutkan bukti-bukti bahwa telah ada kuil sebelum dibangun masjid.
Masjid Babri yang dibangun abad ke-16 dihancurkan oleh gerombolan Hindu garis keras pada bulan Desember 1992, memicu kekerasan besar-besaran Hindu-Muslim yang menewaskan sekitar 2.000 orang. Putusan Mahkamah Agung membuka jalan bagi pembangunan sebuah kuil di tempat masjid yang dihancurkan seperti yang dilaporkan AP (5/8/2020).
Pengadilan juga memerintahkan agar umat Islam diberikan 5 hektar (2 hektar) tanah untuk membangun masjid baru di lokasi terdekat. Namun keputusan itu mengecewakan umat Islam, yang terdiri dari sekitar 14% dari 1,3 miliar penduduk India yang mayoritas Hindu.
Pada hari Rabu, Perdana Menteri Narendra Modi akan meletakkan lima batu bata perak sebagai fondasi kuil di tengah nyanyian rohani Hindu. Rumah-rumah dan bangunan-bangunan lain yang dekat dengan situs di kota Ayodhya itu dicat kuning untuk menciptakan tampilan ketika dewa Hindu Rama memerintah di sana selama ribuan tahun, menurut dongeng Hindu Ramayana.
Lebih dari 100.000 lampu minyak akan menerangi kota itu dalam perayaan, kata kepala pendeta Hindu Satyendra Das.
Akan tetapi, pengekangan keamanan hanya akan memungkinkan masuknya umat Hindu yang terbatas ke kota karena pandemi virus corona. Pekan lalu, seorang pendeta Hindu dan 15 petugas polisi di daerah itu dinyatakan positif terkena virus.
Seperti yang diputuskan Mahkamah Agung, pemerintah negara bagian Uttar Pradesh pengajuan dana pada pekan lalu untuk pembangunan masjid baru di lokasi yang berjarak sekitar 25 kilometer dari tempat di mana Masjid Babri dihancurkan oleh gerombolan Hindu garis keras.
Tetapi belum ada alokasi dana untuk proyek tersebut. Ketua Dewan Wakaf Sunni Pusat yang dikelola pemerintah, Zafur Ahmed Faruqi, mengatakan masjid selalu dibangun dengan dukungan publik. “Uang pasti akan mengalir,” katanya. “Kami akan membuka rekening bank dan meminta orang untuk menyumbang untuk pembangunan masjid.”
Faruqi tidak menjelaskan waktu untuk pembangunan masjid baru. Kelompok-kelompok masyarakat Muslim belum tampil mendukung proyek itu.
Ekstrimis Hindu mulai mempersiapkan kuil baru sejak tahun 1990an, dan menyusun balok-balok batu berukir besar yang menampilkan mitologi Hindu. Pembangunan kuil diperkirakan akan memakan waktu 3 setengah tahun.
Zafaryab Jilani, yang mewakili Dewan Hukum Personal Muslim Seluruh India, mengatakan bahwa sementara komunitas Muslim tidak puas dengan putusan Mahkamah Agung, mereka akan menghormati keputusan tersebut dan tidak memprotes pembangunan kuil.
Saeed Naqvi, seorang analis politik, mengatakan ia tidak mengharapkan adanya masalah antara umat Hindu dan Muslim terkait masalah ini. “Muslim sendiri telah mendapat pelajaran sulit bahwa jika mereka menentang masalah ini, itu hanya membantu Hindutva (ideologi Hindu),” katanya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Beberapa penulis, akademisi, dan aktivis Muslim terkemuka, yang tidak ingin diidentifikasi, menolak untuk membahas masalah ini, memberi kesan bahwa komunitas Muslim di sana telah pasrah dengan kenyataan baru.
Namun beberapa orang menyatakan kekhawatiran bahwa kuil baru dapat membuat nasionalis Hindu semakin berani untuk menarget dua masjid lain di Uttar Pradesh.
“Pemerintah Modi harus meyakinkan Muslim bahwa organisasi Nasionalis Hindu tidak akan meminta pembangunan kuil di Varanasi dan Mathura setelah menghancurkan masjid yang ada di sana,” kata Iqbal Ansari, penggugat utama dalam kasus Masjid Babri di Mahkamah Agung.
Masjid Gyanvapi di kota Varanasi berada di kompleks kuil Kashi Vishwanath yang didedikasikan untuk Dewa Siwa. Di Mathura, kota lain di negara bagian itu, Masjid Shahi Idgah berdiri berdampingan dengan kompleks kuil yang menandai tempat kelahiran dewa Hindu Krishna. Organisasi-organisasi garis keras Hindu menuduh kedua bangunan itu dibangun dengan merobohkan kuil-kuil yang sudah ada sebelumnya.