Hidayatullah.com—Klaster penularan Covid-19 terbesar di Malaysia yang berawal dari pertemuan Jamaah Tabligh di Sri Petaling tidak lagi menunjukkan pertambahan kasus infeksi baru alias nihil, dan dengan demikian dinyatakan telah berakhir.
Dirjen Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan klaster itu terdeteksi menyusul pertemuan di sebuah masjid di Sri Petaling dari tanggal 27 Februari sampai 3 Maret, yang dihadiri 16.000 peserta yang terdiri dari 14.500 warga Malaysia dan 1.500 orang asing.
“Kementerian Kesehatan dengan gembira mengumumkan bahwa klaster Covid-19 terbesar di Malaysia, yaitu pertemuan di Sri Petaling, dinyatakan telah berakhir,” kata Dr Noor Hisham seperti dilansir Bernama.
Dia menjelaskan kasus klaster Jamaah Tabligh Sri Petaling pertama kali dilaporkan tanggal 11 Maret, meliputi 131 kasus peserta asal Pahang dan 136 kasus peserta asal Negeri Sembilan. Ada kemungkinan mereka ditulari oleh peserta dari luar negeri, yang kemudian menyebar ke peserta-peserta lain selama pertemuan berlangsung.
Total ada 42.023 orang dari klaster itu yang menjalani screening dan dari jumlah tersebut 3.375 dinyatakan positif Covid-19.
“Kasus-kasus dari klaster dan sub-klaster dibawahnya terdeteksi di tujuh negara bagian, yang meliputi 2.550 orang Malaysia dan 825 orang asing dari 28 negara.”
“Kebanyakan dari kasus positif ini tidak menunjukkan gejala, yaitu sebanyak 2.187 kasus atau 64,8% dari total kasus positif dari klaster ini,” paparnya.
Menurut Dr Noor Hisham, 87 pasien dari klaster ini dirawat di ICU, 29 di antaranya membutuhkan alat bantuan pernapasan. Sebanyak 3.341 orang berhasil sembuh, sehingga tingkat kesembuhan klaster ini mencapai 98,9%.
Berkaitan dengan korban meninggal pada klaster ini, dia mengatakan tercatat sebanyak 34 kematian terdiri dari 31 warga Malaysia dan 3 orang asing. Sebanyak 30 orang dari mereka adalah laki-laki.
Berdasarkan hasil investigasi, kementerian mendeteksi adanya 17 sub-klaster dari klaster utama ini, termasuk klaster Kampung Sungai Lui yang juga dinyatakan berakhir kemarin, klaster Selangor Mansion dan klaster Pasar Borong Kuala Lumpur, lapor Bernama Kamis (9/7/2020).
Sejak pertama kali klaster ini terdeteksi, pemerintah melakukan pendekatan agresif dan fokus melalui pendeteksian kasus aktif pada kelompok-kelompok target di dalam klaster ini, yaitu mereka yang ikut menghadiri dan kontak dekat dengan pertemuan di Sri Petaling itu berikut para siswa, murid tahfiz dan staf madrasah di seluruh penjuru negeri.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Empat bulan sudah berlalu sejak kami pertama kali mendeteksi klaster ini dan hari ini adalah hari terakhir dari periode 28 hari sejak kasus terakhir dari klaster ini dilaporkan pada 11 Juni,” kata Dr Noor Hisham hari Rabu (8/7/2020).
Dia menegaskan bahwa keberhasilan itu merupakan hasil kerja sama Kementerian Kesehatan dan berbagai lembaga lain, termasuk media yang membantu menyebarkan informasi tentang bahaya dan risiko dari penyakit baru ini.
“Terima kasih juga kepada pihak masjid Sri Petaling atas kerja sama dan dukungannya. Sikap kooperatif dari setiap peserta pertemuan itu merupakan bantuan yang sangat besar dalam upaya kami melacak, mencegah dan mengobati kasus-kasus Covid-19,” kata Dirjen Kesehatan Malaysia tersebut.*