Hidayatullah.com–Taiwan hari Selasa (18/2/2020) mendesak agar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agak “tidak diculik China” dalam wabah coronavirus sebab wilayahnya merupakan negara terpisah dari China.
Taiwan melaporkan hanya terjadi 22 kasus di wilayahnya, sedangkan China menghadapi lebih dari 72.400 kasus, tetapi karena WHO menganggap pulau itu bagian dari China, maka Taiwan sama mendapat status “sangat berisiko tinggi” dalam klasifikasi wabah Covid-19.
“Taiwan bukan diperintah oleh China dan seharusnya tentu saja tidak dilabeli sebagai daerah terinfeksi,” kata jubir Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou dalam sebuah konferensi pers seperti dikutip Reuters.
“Kami mendesak WHO agar profesional dan netral: Lepas dari klaim China yang tak masuk akal. Jangan diculik oleh China,” ujar Ou.
Taipei sudah berperang kata dengan Beijing soal ditolaknya keanggotaan Taiwan dalam WHO disebabkan adanya keberatan dari China, yang menganggapnya sebagai bagian dari negara Republik Rakyat China. Beijing juga menjegal upaya keanggotaan Taiwan di berbagai organisasi internasional lain.
Dijalankan secara demokratis, pemerintah Taiwan mengatakan wilayahnya adalah negara independen bernama resmi Republik China dan tidak pernah menjadi bagian negara Republik Rakyat China.
Negara-negara seperti El Salvador, Mongolia, Solomon Islands dan Vanuatu memberlakukan larangan kedatangan bagi pelancong yang sebelumnya mengunjungi Taiwan. Sementara maskapai penerbangan terbesar Taiwan terkena larangan masuk pesawat yang berasal dari China oleh Italia.
Ou mengatakan pemerintah Taipei berusaha terus mendesak Italia agar mengaktifkan kembali penerbangan-penerbangannya, seraya menambahkan bahwa WHO harus segera mengoreksi label salah yang diberikannya kepada Taiwan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Taipei mengirim diplomat-diplomatnya ke berbagai negara guna membujuk diaktifkannya kembali penerbangan ke dan dari wilayahnya yang menjadi korban label WHO tersebut.
Dalam keberhasilan diplomasi yang bisa dibilang langka, Taiwan berhasil meyakinkan Vietnam dan Filipina untuk menormalisasi penerbangan di antara mereka.*