Hidayatullah.com–Amerika Serikat mengatakan telah menghentikan pengiriman anjing-anjing pelacak bom ke setelah kematian sejumlah hewan itu karena kurang diurus.
“Kematian seekor anjing di lapangan merupakan peristiwa yang sangat menyedihkan,” kata seorang jubir Departemen Luar Negeri AS seperti dilansir BBC.
Pada bulan September, sebuah laporan AS menyoroti kasus-kasus kelalaian perawatan lebih dari 100 ekor anjing yang dikirim ke Yordania, Mesir dan delapan negara lain dalam kurun beberapa tahun terakhir.
Ratusan anjing pelacak yang dilatih AS itu dipasok negeri Paman Sam sebagai bagian dari program perang melawan terorisme.
Amerika Serikat mengumumkan larangan sementara pengiriman anjing itu hari Senin (23/12/2019). Pejabat Deplu AS tersebut mengatakan kebijakan itu diambil guna menghindari kematian lebih lanjut.
Anjing-anjing tersebut “memainkan peran penting dalam upaya-upaya kontraterorisme kami di luar negeri dan dalam menyelamatkan nyawa warga Amerika,” kata pejabat itu.
Dia menambahkan bahwa anjing-anjing yang sudah dikirim ke Yordania dan Mesir masih akan ditempatkan di sana untuk sementara waktu.
Laporan yang disusun oleh Kantor Inspektur Jenderal Deplu AS itu mengatakan satu anjing mati di Yordania pada tahun 2017 karena hiperthermia (kepanasan). Dua ekor anjing lain dipulangkan ke AS dalam kondisi sakit parah.
Aparat AS terpaksa mematikan salah satu anjing dan harus memberikan makanan bergizi anjing-anjing lain untuk memulihkan kesehatannya sebab kondisi mereka sangat kurus. Semua anjing merupakan jenis Belgian Malinois.
Laporan lanjutan awal bulan ini menyebutkan dua anjing lain yang dikirim ke Yordania mati karena “penyebab tidak alami”: satu karena kepanasan dan satunya mati karena pestisida yang disemprotkan polisi, lapor kantor berita AFP.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Yordania merupakan negara yang paling banyak menerima pasokan anjing pelacak yang dilatih Amerika Serikat. Hampir 100 ekor anjing pelacak dikirim ke negara kerajaan di kawasan Timur Tengah itu.
Laporan itu juga menyebutkan tiga dari 10 anjing yang dikirim ke Mesir mati karena kanker paru-paru, kantung empedu pecah dan kepanasan antara tahun 2018 dan 2019.*