Hidayatullah.com-Uni Emirat Arab (UAE) mempekerjakan sebuah perusahaan lobi AS untuk meyakinkan para Senator untuk menjatuhkan sanksi pada Turki, Anadolu Agency belum lama ini.
Kantor berita itu mengatakan pihaknya telah mendapatkan sebuah email oleh Charles Johnson, mitra di kelompok lobi Akin Gump Strauss Hauer & Feld LLP, yang dikirimkan seminggu setelah Dewan Perwakilan Amerika Serikat mengeluarkan undang-undang yang mensanksi Turki.
Dikirim pada 7 November, dalam email dijelaskan: “Andrew & Matt – Saya menghubungi atas nama klien kami, Kedutaan Besar Uni Emirat Arab, untuk menekankan kecaman UAE atas agresi Turki di Suriah dan mendukung langkah-langkah sanksi terhadap Turki seperti Undang-Undang Perlindungan terhadap Konflik oleh Turki yang telah dikeluarkan Dewan.”
“Saya harap informasi ini bermanfaat sementara anda terus memantau perkembangan di Suriah, dan karena Senat mempertimbangkan langkah-langkah sanksi potensial,” tambahnya.
Email tersebut juga memuat sejumlah tautan yang mendukung klaim bahwa Qatar telah mendukung operasi militer Turki di Suriah.
Tidak jelas kepada siapa korespondensi tersebut dikirim sementara kedutaan UAE di Washington tidak menanggapi permintaan Anadolu untuk berkomentar.
Minggu lalu, Senator AS mendukung UU yang menjatuhkan sanksi kepada Turki karena membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia dan operasi militernya di Suriah.
Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Bahrain, dan Mesir pernah berencana untuk menginvasi Qatar pada 1996. Hal ini berdasarkan pengakuan mantan komandan tentara bayaran asal Perancis, Paul Barrell dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera.
Menurut Barrell, kudeta yang gagal itu, mendapat dukungan besar UEA, bahkan Negara ini menampung Barrell dan teman-temannya di hotel InterContinental di Abu Dhabi tempat senjata yang akan digunakan disimpan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Sebanyak 40 personel militer terlatih sudah bersama saya untuk mempersiapkan serangan,” kenang Barrell. Barrell mengatakan, senjata yang akan digunakan dikirim dari Mesir dan tim militer yang akan melaksanakan operasi termasuk para perwira Qatar di pengasingan. Sementara, Arab Saudi mempersiapkan para pejuang suku dan Bahrain akan digunakan sebagai penghubung bagi Barrell dan tim komunikasi yang mengawasi operasi di Doha.
Di antara sasaran serangan adalah kediaman Sheikh Hamad, stasiun televisi pemerintah, dan fasilitas keamanan negara.*