Hidayatullah.com–Superbug yang tahan terhadap antibiotik menyebar di banyak rumah sakit, demikian hasil penelitian seantero Eropa.
Obat-obatan yang disebut carbapenem digunakan untuk mengobati infeksi yang tidak dapat disembuhkan oleh obat lain apapun. Dan sekarang, bakteri Klabsiella pneumoniae yang tahan terhadap antibiotik tersebut diketahui menyebar di banyak rumah sakit dan sudah sampai tingkat “sangat mengkhawatirkan”, kata peneliti dari Sanger Institute.
Klabsiella pneumoniae dapat hidup secara alami sepenuhnya dalam usus manusia tanpa menyebabkan masalah pada fisik orang sehat.
Akan tetapi, ketika tubuh orang itu dalam kondisi kurang baik, bakteri itu kemudian dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia, dan menjangkiti darah, sayatan atau luka pada kulit serta saraf di otak sehingga menyebabkan meningitis.
Kematian disebabkan oleh Klabsiella pneumoniae yang tahan antibiotik meningkat enam kali lipat, kata Sanger Institute.
Di Eropa, kematian akibat infeksi K. pneumoniae yang resistan terhadap carbapenem naik dari 341 di tahun 2007 menjadi 2.094 pada tahun 2015.
Sejumlah turunan dari bakteri itu juga menunjukkan tanda resistan terhadap antibiotik.
“Hal yang mengkhawatirkan adalah bakteri ini resistan terhadap salah satu antibiotik kunci,” kata Dr. Sophia David dari Sanger Institute kepada BBC News Senin (29/7/2019).
“Penemuan kami menunjukkan rumah sakit merupakan fasilitator kunci dari penyebarannya [dan menunjukkan bahwa] bakteri itu menyebar dari orang ke orang di dalam rumah sakit,” jelas David.
Hasil penelitian tersebut dipublikasikan di Nature Microbiology.
Peneliti memperingatkan bakteri-bakteri lain bisa ikut menjadi resistan terhadap antibiotik yang ada saat ini, dikarenakan cara unik bakteri itu berhubungan seks alias berkembang biak.
K. pneumoniae terus dapat menyebar atau menularkan resistensinya ke spesies bakteri lain.
Dua bakteri dapat bertemu dan melakukan hubungan seks, yang disebut konjugasi. Dalam prosesnya, serangkaian informasi genetik –yang disebut plasmid– dibagikan satu sama lain.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Hasil penelitian menunjukkan, informasi genetik berupa instruksi yang menjadikan K. pneumoniae resistan terhadap carbapenem tertulis di dalam plasmid. Artinya, penyebaran bakteri yang resistan terhadap antibiotik seiring dengan perkembangan populasi mereka.
Lantas apa yang bisa dilakukan untuk menanggulanginya? Menurut Prof. Hajo Grundmann dari Universitas Freiburg, cara terbaik adalah menghindari infeksi sejak dini.
“Kami optimistik bahwa dengan kebersihan higiene rumah sakit yang baik, termasuk identifikasi dan isolasi pasien pembawa bakteri itu, kita tidak hanya dapat menangguhkan penyebarannya, tetapi juga berhasil mengendalikannya,” kata Prof. Gundmann.*