Hidayatullah.com—Jerman tidak akan berpartisipasi dalam misi laut ke Selat Hormuz yang dipimpin Amerika Serikat, kata Menteri Luar Negeri Heiko Maas hari Rabu (31/7/2019).
“Jerman tidak akan ambil bagian dalam misi di lautan yang digagas dan direncanakan oleh Amerika Serikat,” kata Maas kepada para reporter dalam lawatan ke Polandia seperti dilansir DW.
Pemerintah Jerman mengatakan bahwa pihaknya terus berkonsultasi dengan Prancis dan Inggris tentang pendekatan Eropa guna mengatasi krisis kebebasan navigasi di sekitar Teluk Persia.
Namun rupanya Dubes AS untuk Jerman Richard Grenell mengecam keputusan itu dan meminta Berlin agar bertindak lebih.
“Jerman adalah kekuatan ekonomi terbesar di Eropa,” kata Grenell kepada koran Augsburger Allgemeine. “Kejayaan (ekonomi) itu menimbulkan tanggung jawab global,” imbuhnya.
“Amerika sudah berkorban banyak untuk membantu Jerman agar tetap menjadi bagian dari Barat,” kata Grenell, seraya menambahkan bahwa rakyat Amerika membayar miliaran dolar untuk menempatkan 34.000 serdadunya di Jerman.
Menjelaskan mengapa Jerman tidak bersedia ambil bagian dalam misi itu, Maas mengatakan bahwa pemerintah Berlin berkeyakinan startegi AS yang menggunakan “tekanan maksimum” terhadap Iran “adalah salah.”
Berlin ingin menghindari eskalasi lebih jauh ketegangan di kawasan itu dan pemerintah ingin fokus pada solusi diplomatik guna meredam ketegangan dengan Iran, menekankan bahwa “tidak ada solusi militer” untuk masalah tersebut.
Jerman dan sekutu-sekutunya di Eropa berusaha keras menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepatakan tersebut dan memberlakukan sanksi baru terhadap Iran.
Amerika Serikat secara formal meminta agar Jerman dan sekutunya di Eropa agar ambil bagian dalam misi di Selat Hormuz, dengan alasan rute pelayaran di kawasan itu perlu dilindungi.
Hampir sepertiga dari semua ekspor minyak melalui selat itu, yang terletak di antara Iran dan Oman.
Washington mengusulkan misi itu awal bulan ini, dengan mengatakan pihaknya berusaha membuat koalisi bersama yang menawarkan pengawalan militer bagi kapal-kapal komersial yang melintasi kawasan teluk itu.
Pekan lalu, Inggris mengatakan ingin membuat misi pimpinan Eropa di kawasan Teluk duna memastikan keamanan kapal-kapal kargo yang melintas di sana. Sejumlah negara Uni Eropa menyatakan tertarik dengan usulan Inggris itu, yang berpotensi mendukung usaha AS.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Inggris mengumumkan hal itu setelah Iran menangkap kapal tanker minyak berbendera Inggris Stena Impero beserta 23 orang krunya saat melintas di Selat Hormuz pada 19 Juli.
Ketegangan antara Eropa dan Iran meningkat setelah Teheran kembali menggiatkan program nuklirnya dan mengabaikan kesepakatan yang dibuat tahun 2015.
Beberapa bulan terakhir terjadi serangan terhadap kapal-kapal tanker milik sejumlah negara di Selat Hormuz, yang menurut Amerika Serikat dan sekutunya dilakukan oleh Iran.*