Hidayatullah.com—Putri mendiang presiden Uzbekistan dimasukkan ke dalam penjara karena melanggar ketentuan status tahanan rumah.
Gulnara Karimova berulang kali menggunakan internat dan meninggalkan flatnya, kata pihak kejaksaan seperti dilansir BBC Rabu (6/3/2019).
Pada tahun 2017, Karimova dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena penggelapan dan pencucian uang. Namun, tahun lalu hukuman itu dialihkan menjadi tahanan rumah.
Karimova menjalani tahanan rumah itu di flat putrinya yang terletak di ibukota Tashkent. Pengacaranya asal Swiss, Gregoire Mangeat, mengatakan lewat Twitter bahwa wanita berusia 46 tahun itu dipindah paksa dari flat tersebut pada Selasa petang (5/3/2019) dan dibawa ke tempat yang tidak diketahui.
Foto-foto yang diunggah di akun Instagram putri Karimova, Iman, menunjukkan seorang wanita bergaun pendek warna biru dan mengenakan sandal merah muda dipaksa keluar dari sebuah apartemen oleh dua pria berseragam warna gelap.
Hari Selasa, keputusan pengadilan di Tashkent mengatakan bahwa Gulnara Karimova harus menyelesaikan sisa masa hukumannya di dalam sel penjara, kata pihak kejaksaan dalam sebuah pernyataan.
Pengadilan menuding wanita itu melanggar sejumlah ketentuan, antara lain menggunakan alat komunikasi seperti internet, meninggalkan flat dan tidak membayar uang ganti rugi ke negara.
Pihak kejaksaan menuding wanita yang senang tampil glamour itu menjadi bagian dari kelompok kriminal yang mengontrol aset lebih dari $1 miliar di 12 negara, termasuk di Inggris, Rusia dan Uni Emirat Arab.
Karimova pernah menjabat duta besar Uzbekistan untuk Spanyol, dan perwakilan tetap untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss. Sebagai pengusaha dia memiliki bisnis perhiasan, saluran televisi hiburan. Sebagai penyanyi dia sudah mengeluarkan sejumlah single dengan nama panggung Googoosha.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dia dahulu sebenarnya dipersiapkan untuk menggantikan posisi ayahnya Ismail Karimov memimpin Uzbekistan.
Namun Karimova dikabarkan bersitegang dengan ayahnya dan keluarga pada tahun 2014 dan tak lama setelah dia ditangkap oleh aparat keamanan. Dia tidak terlihat mata publik selama bertahun-tahun dan ketika ayahnya meninggal dunia. Dia tidak menghadiri pemakaman ayahnya, Islam Karimov, yang berkuasa di Uzbekistan selama 27 tahun.
Shavkat Mirziyoyez –yang kala itu menjabat perdana menteri– kemudian mengambil alih jabatan presiden menyusul kematian Islam Karimov pada September 2016.*