Hidayatullah.com–Data rahasia perihal lebih dari 14.000 orang yang terdiagnosa mengidap HIV penyebab AIDS, termasuk orang asing, telah dicuri di Singapura dan dibocorkan di internet.
Pihak berwenang hari Senin (28/1/2019) mengungkap perihal pencurian data pasien HIV tahun 2016 itu, lapor BBC. Mereka berkeyakinan seorang pria warga Amerika Serikat pengidap HIV yang kekasihnya adalah seorang dokter senior di Singapura merupakan pelaku dari pembocoran informasi rahasia itu. Pihak berwenang mengatakan informasi rinci 5.400 orang Singapura dan 8.800 orang asing bertanggal sampai Januari 2013 yang diambil oleh pencuri. Data tersebut mencakup nama, alamat, status HIV dan informasi medis lain. Pencurian ini terjadi hanya beberapa bulan setelah data 1,5 juta orang Singapura, termasuk Perdana Menteri Lee Hsien Loong, dicuri tahun lalu
Sampai tahun 2015, orang asing pengidap HIV dilarang mengunjungi negara kota itu, bahkan sekedar untuk berwisata.
Namun sekarang, siapa saja yang bermaksud tinggal di negara itu selama lebih dari 90 hari, termasuk untuk bekerja, diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan mereka tidak mengidap HIV.
Pihak berwenang menyakini pria warga negara Amerika Serikat berusia 33 tahun bernama Mikhy Farrera-Brochez yang tinggal di Singapura sejak 2008 adalah orang dibalik pencurian data tersebut.
Pria itu adalah bekas pasangan sesama jenis Ler Teck Siang, mantan kepala Unit Kesehatan Masyarakat Nasional di Kementerian Kesehatan Singapura, yang divonis bersalah membantu Farrera-Brochez memalsukan catatan medisnya agar status HIV-positifnya tidak diketahui.
Pihak berwenang mengatakan Ler menyodorkan sampel darahnya sendiri dan diberi label sebagai milik Farrera-Brochez agar pria gay asal Amerika itu bisa masuk ke Singapura.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kesehatan Singapura menyalahkan Ler atas pencurian data itu, menudingnya tidak mematuhi prosedur penanganan data rahasia.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Meraka mengatakan bahwa pertama kali diberitahu pada tahun 2016 bahwa pria homoseksual itu kemungkinan menyimpan data rahasia milik pemerintah, tetapi menyangka bahwa semua sudah disita dan diamankan oleh polisi.
Kementerian mengatakan bahwa pada 22 Januari tahun ini mereka diberitahu bahwa Farrera-Brochez bisa jadi masih menyimpan data pasien positif HIV.
Sekretaris Tetap Kementerian Kesehatan Chan Heng mengatakan bahwa pihak berwenang meyakini bahwa Farrera-Brochez berada di luar Singapura, tetapi tidak mengetahui di mana keberadaannya.*