Hidayatullah.com–Swiss hari Ahad (25/11/2018) akan menggelar referendum guna memutuskan apakah negara akan memberikan subsidi kepada petani yang membiarkan tanduk sapinya tumbuh normal.
Referendum dalam rangka membela “martabat hewan ternak” itu digagas oleh petani bernama Armin Capaul.
Ketika Capaul tidak berhasil melobi para politikus, dia mengumpulkan tanda tangan dari lebih 100.000 warga untuk dimungkinkannya sebuah referendum.
Dia ingin agar diberikan subsidi 190 franc Swiss (sekitar 2,7 juta rupiah) setiap tahun per hewan bertanduk kepada petani.
Capaul mengatakan tanduk membantu sapi-sapi saling berkomunikasi dan mengatur temperatur badan mereka. Kampanyenya itu mendapatkan dukungan dari orang-orang yang menentang pemotongan tanduk hewan.
Hewan ternak biasanya dipotong tanduknya dengan cara membakar bakal tanduk yang akan muncul di kepala anak sapi dengan besi yang membara. Sapi-sapi tersebut diberi obat penenang terlebih dahulu sebelum menjalani proses biadab tersebut.
Para penentang prosedur penghilangan tanduk itu mengatakan bahwa proses tersebut menyakitkan dan bukan sesuatu yang alami bagi hewan.
Akan tetapi menurut sebagian kalangan, seperti dokter hewan bernama Jean-Marie Surer, prosedur itu tidak melukai hewan.
Capaul mengatakan setelah obat penenangnya hilang, hewan masih bisa merasakan sakitnya.
Pemerintah menentang inisiatif Capaul itu karena akan menguras 30 juta franc dari 3 miliar franc anggaran pertanian. Selain itu, usulan tersebut dianggap membebani konstitusi.
Sebagian petani juga menentang inisiatif Capaul. Mereka berargumen hewan-hewan di peternakan perlu bergerak leluasa dan keberadaan tanduk di kepala mereka akan membuat lahan yang tersedia menjadi sempit. Diperlukan lahan yang lebih luas jika ingin memelihara sapi bertanduk.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Jika sapi-sapi itu dibiarkan bertanduk, kemungkinan bahaya terluka pada hewan dan manusia menjadi lebih besar,” kata Stefan Gilgen, yang 48 sapinya menghasilkan 1.000 liter susu perhari.
“Kita punya masalah-masalah lain dalam pertanian. Seharusnya terserah masing-masing pengelola pertanian untuk memutuskan apakah akan membiarkan tanduknya atau tidak,” kata Gilgen.
Seperempat sapi di Swiss tanduknya dihilangkan atau tidak bertanduk secara genetik.*