Hidayatullah.com—Sebuah bom yang dibawa benda terbang tak berawak (drone) meletus ketika Presiden Venezuela Nicolas Maduro memberikan pidato di Caracas, tetapi dia tidak terluka.
Menteri Komunikasi Jorge Rodriguez mengatakan ledakan itu merupakan percobaan pembunuhan terhadap Maduro, dan akibatnya 7 prajurit terluka, lapor BBC Sabtu (4/8/2018).
Maduro sedang berpidato di sebuah acara parade militer di tempat terbuka ketika sebuah benda terbang membuat mereka melihat ke atas dan terpana seketika.
Ratusan prajurit yang sedang berbaris rapi terlihat berhamburan, sebelum kamera televisi yang menyiarkan acara tersebut secara langsung dimatikan. Dalam rekaman kejadian itu terdengar suara ledakan keras.
Menteri Rodriguez mengatakan peristiwa terjadi ketika Presiden Maduro berpidato dalam peringatan ke-81 tahun Angkatan Bersenjata Venezuela. Dua drone yang dilengkapi dengan bom meledak tidak jauh dari tempat presiden berdiri.
Menteri itu menuding oposisi sayap kanan sebagai pelakunya. “Setelah kalah dalam pemilu, mereka gagal lagi,” ujar Rodriguez, merujuk kemenangan keenam Maduro dalam pemilu presiden bulan Mei lalu.
Lebih lanjut Rodriguez mengatakan bahwa para prajurit yang terluka dirawat di rumah sakit, sementara presiden menggelar pertemuan dengan para menteri dan komandan-komandan militer.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab sebagai pelaku serangan tersebut.
Pada Juni 2017, serangan granat dijatuhkan dari sebuah helikopter di atas gedung Mahkamah Agung Venezuela. Pilot helikopter Oscar Peres mengaku sebagai pelakunya dan mengajak rakyat Venezuela agar bangkit melawan pemerintahan Presiden Maduro. Oscar Peres tewas di tangan polisi dalam operasi penggerebekan di dekat ibukota Caracas bulan Januari.*