Hidayatullah.com—Pendiri WikiLeaks Julian Assange sepertinya akan segera didepak keluar dari Kedutaan Ekuador di London, setelah Presiden Lenin Moreno mengatakan “pada akhirnya” aktivis kebebasan internet itu harus meninggalkan tempat tersebut.
“Ya, tentu saja ya, tetapi kepergiannya harus diputuskan melalui dialog,” kata Presiden Ekuador hari Jumat (27/7/2018) menjawab pertanyaan reporter tentang apakah akhirnya Assange harus pergi, lansir RT.
“Bagi seseorang tinggal di tempat tertutup semacam itu untuk waktu yang lama merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat besar,” ujar Moreno. Dia menambahkan bahwa Ekuador ingin memastikan tidak ada “yang membahayakan” nyawa whistleblower itu.
Perubahan sikap Ekuador terhadap pria asal Australia itu belum diketahui jelas penyebabnya. Namun, “ada tekanan sangat kuat yang tidak sanggup dihadapi [oleh Ekuador], kemungkinan dari Amerika Serikat,” menurut aktivis HAM Peter Tatchelle.
Menurut Tatchell, pendiri WikiLeaks itu sebenarnya “pahlawan” yang menyoroti pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah dan militer, dan tentunya tidak layak dipersekusi dan dijebloskan ke penjara.
Akan tetapi, imbuh Tatchell, Amerika Serikat merasa perlu “membalas dendam” terhadap Assange yang telah mempermalukan negaranya, dan Washington berharap tindakan keras itu akan memberikan efek jera dan takut bagi orang-orang lain yang ingin melakukan hal serupa dengan apa yang dilakukan Julian Assange dengan situs WikiLeaks-nya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Seseorang yang mempublikasikan informasi dengan cara yang sama seperti New York Times atau Guardian mempublikasikan informasi yang dimilikinya, menurut saya orang semacam itu seharusnya tidak menghadapi risiko dijebloskan ke penjara 30 atau 40 tahun di Amerika Serikat,” imbuh aktivis HAM tersebut.*