Hidayatullah.com—Tujuh anggota aliran sesat Aum Shinrikyo pelaku serangan kimia mematikan di jaringan kereta bawah tanah Tokyo 1995 telah dieksekusi mati, termasuk ketuanya Shoko Asahara.
Serangan dengan menggunakan gas sarin itu merupakan serangan teroris paling parah yang pernah terjadi di Jepang, menewaskan 13 orang dan melukai ribuan lainnya.
Eksekusi mati dilakukan di sebuah rumah tahanan di Tokyo pada hari Jumat pagi (6/7/2018), lapor BBC. Kabar eksekusi itu dikonfirmasi oleh Kementerian Kehakiman.
Shoko Asahara, 63, dan para pengikutnya juga dituduh melakukan beberapa pembunuhan lain, serta satu serangan gas sarin pada tahun 1994 yang menewaskan 4 orang dan melukai 600 orang lain.
Eksekusi terhadap para penganut aliran sesat itu dilakukan di tiang gantung, setelah semua terpidana mati menuntaskan perkara banding terakhirnya, yang rampung pada bulan Januari lalu.
Enam anggota Aum Shinrikyo lain masih menunggu waktu eksekusi.
“Tidak mungkin melupakan kejadian itu, tetapi eksekusi ini membuat semuanya terasa tuntas,” kata Atsushi Sakahara, seorang sutradara film yang terjebak dalam peristiwa itu.
Pada 20 Maret 1995, anggota-anggota Aum Shinrikyo melepaskan gas sarin di jaringan kereta bawah tanah di ibukota Tokyo. Mereka meninggalkan kantong-kantong gas sarin, yang sudah dilubangi, di atas kereta yang melintasi kawasan pemerintahan di Tokyo.
Para saksi melihat kantong-kantong bocor berisi gas sarin dan tak lama kemudian merasakan perih luar biasa di bagian mata.
Racun itu melumpuhkan korban dalam hitungan detik, membuat mereka sulit bernapas, muntah-muntah, tak dapat melihat dan lumpuh. Tiga belas orang tewas dalam serangan itu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Aum Shinrikyo atau disingkat Aum meyakini bahwa akhir dunia ini sudah tiba dan mereka yang tidak bergabung dengan kelompok mereka akan masuk neraka, kecuali jika mereka dibunuh oleh anggota Aum.
Japan Times melaporkan bahwa Asahara menyebut tindakan kelompoknya itu sebagai serangan suci guna mengangkat roh manusia ke tingkat spiritual yang lebih tinggi.
Setelah serangan Maret 1995 itu, sejumlah anggota Aum berusaha beberapa kali melakukan serangan dengan melepaskan hidrogen sianida di stasiun-stasiun kereta.*