Hidayatullah.com—Ukraina mengatakan aksinya menggelar pembunuhan palsu atas jurnalis Rusia Arkady Babchenko membawa aparat keamanan menemukan daftar berisi nama 47 orang yang potensial menjadi target serangan selanjutnya.
Dilansir Deutsche Welle Sabtu (2/6/2018), di laman Facebook Jaksa Agung Yuriy Lutsenko menulis bahwa puluhan orang dalam daftar itu, kebanyakan jurnalis Ukraina dan Rusia, “bisa jadi korban dalam serangan teroris selanjutnya.”
Lutsenko mengatakan semua orang tersebut sudah diberitahu dan upaya sedang dilakukan guna melindungi mereka.
Sebelumnya, Ukraina mengatakan bahwa pihaknya mengetahui ada sekitar 30 orang, termasuk Babchenko, yang menjadi target aparat keamanan Rusia.
Pernyataan itu dikeluarkan Lutsenko setelah pada hari Jumat (1/6/2018), bersama kepala keamanan Ukraina Vasyl Grytsak, bertemu dengan para diplomat dari Jerman, Amerika Serikat, Uni Eropa dan beberapa negara lain yang mendukung Ukraina. Pertemuan itu digelar untuk memberikan penjelasan perihal keputusan Ukraina melakukan aksi pembunuhan palsu atas Arkady Babchenko belum lama ini, yang sempat menjadi sorotan banyak media internasional.
Hari Selasa lalu, pihak keamanan Ukraina mengumumkan bahwa Babchenko ditembak mati. Hari berikutnya, ketika banyak orang berduka dan berbagai pihak menuding Rusia sebagai pelakunya, jurnalis berkepala plontos itu muncul di sebuah konferensi pers dan membeberkan perihal drama pembunuhan palsu atas dirinya.
Pemerintah Kiev perlu menjelaskan masalah itu kepada negara-negara tersebut di atas, karena Ukraina sangat bergantung pada dukungan finansial dan pertahanan dari Barat dalam menghadapi Moskow. Ukraina, salah satu negara yang pernah bergabung dengan Uni Soviet, bersitegang dengan Rusia menyusul aneksasi Krimea tahun 2014 dan harus menghadapi kelompok separatis bersenjata pro-Rusia.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Selain menemukan daftar 47 orang yang potensial akan dibunuh, Lutsenko juga mengatakan bahwa pihak keamanan Ukraina menemukan bukti-bukti penting –yang akan diungkap kemudian– perihal kaitan intelijen Rusia dengan rencana serangan itu.*