Hidayatullah.com—Commonwealth Bank of Australia (CBA) mengakui bahwa pihaknya kehilangan data bank hampir 20 juta orang.
Dilansir BBC Kamis (3/5/2018), nama, alamat, nomor rekening dan rekening koran yang itu disimpan di dua magnetic tape yang dimaksudkan untuk dihancurkan oleh subkontraktor pada tahun 2016.
Namun, meskipun bank tidak mendapatkan bukti bahwa rekaman data itu benar-benar sudah dihancurkan, pihak bank tidak memberitahukan kepada nasabahnya perihal potensi masalah yang muncul.
Dalam isian laporan yang diserahkan ke Australian Stock Exchange, CBA mengatakan pihaknya tidak dalam mengkonfirmasi apakah rekaman berisi data selama 15 tahun itu sudah dihancurkan dengan aman. Namun, CBA mengatakan “sebuah investigasi forensik independen” yang dilakukan oleh firma akuntansi KPMG menyatakan bahwa rekaman data itu sudah dimusnahkan.
CBA juga mengatakan bahwa rekaman tersebut tidak memuat nomor PIN, kata sandi atau data lain yang dapat digunakan untuk melakukan penipuan. Bank yang juga membuka cabang di luar negeri itu, termasuk Indonesia, juga menekankan bahwa tidak ada bukti data pelanggan sudah disalahgunakan.
Kabar perihal pita magnetik CBA yang hilang itu pertama kali diberitakan oleh situs Buzzfeed, yang menulis bahwa pita rekaman itu seharusnya dihancurkan oleh Fuji Xerox setelah tidak lagi dipakai oleh pusat data.
Ketidakbecusan tersebut merupakan skandal teranyar yang melibatkan bank terbesar di Australia itu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Bulan lalu, muncul kabar ke publik bahwa CBA memungut biaya tidak hanya dari nasabah yang aktif, tetapi juga selama bertahun-tahun memungut biaya dari bekas nasabah dan nasabah yang sudah wafat.*