Hidayatullah.com—Untuk mengatasi polusi suara, pihak berwenang di Ghana ingin warga Muslim menggunakan WhatsApp dan bukan pengeras suara untuk pemberitahuan waktu shalat.
Lalu lintas kacau, banyak pengeras suara mengumandangkan musik dengan keras, teriakan pedagang kaki lima, suara orang berlalu-lalang melakukan aktivitasnya, merupakan bagian integral dari kehidupan di banyak kota besar di Afrika.
Namun di Ghana, masjid dan gereja dianggap memberikan sumbangan besar terhadap kebisingan.
Di ibukota Accra, pihak berwenang berusaha “membungkam” suara yang dimunculkan dari rumah-rumah ibadah, terutama masjid.
Masjid-masjid diminta untuk menggunakan aplikasi ponsel WhatsApp untuk memberitahukan Muslim perihal masuk waktu shalat, dan tidak menggunakan pengeras suara.
“Mengapa ketika tiba waktunya shalat tidak dapat ditransmisikan dengan pesan teks atau WhatsApp? Jadi, para imam mengirimkan pesan WhatsApp kepada setiap orang,” kata Menteri Lingkungn Ghana Kwabena Frimpong-Boateng.
“Menurut saya itu akan mengurangi kebisingan. Ini mungkin kontroversial, tetapi itu adalah suatu hal yang bisa kita pertimbangkan,” kata menteri itu kepada Deutsche Welle Sabtu (14/4/2018).
Pemerintah berharap hal semacam itu dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya mengurangi kebisingan.
Bagaimana pendapat Muslim setempat?
Syaikh Usan Ahmed, imam masjid di daerah Fadama, bertugas mengumandangkan adzan lima kali sehari. Meskipun dia setuju agar suara yang keluar dari pengeras suara dikurangi, tetapi menurutnya penggunaan sms dan WhatsApp akan berimplikasi ekonomi.
“Imam tidak mendapat gaji bulanan. Mereka punya uang untuk melakukan hal itu? Kami melakukan apa yang dapat dilakukan. Jadi pesan singkat atau pesan apapun tidak masalah. Namun, menurut saya hal itu tidak diperlukan,” kata Syaikh Ahmed kepada DW.
Beberapa warga Muslim yang berbicara kepada DW juga mengaku keberatan dengan usulan itu.
“Menurut saya tidak ada yang salah dengan Muslim bangun setiap subuh mengan menggunakan pengeras suara untuk mengumandangkan panggilan agar menyembah Tuhan mereka, karena di sini juga ada gereja-gereja yang menggunakan pengeras suara dan mereka juga menggelar ceramah subuh,” kata Nora Nsiah.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Seorang warga Accra bernama Kevin Pratt juga menolak usulan menteri Frimpong-Boateng. “Tidak semua orang menggunakan media sosial dan tidak semua orang dapat membaca seperti dirinya,” kata Pratt.
“Panggilan shalat bagi Muslim secara tradisi memang ditujukan agar menjangkau sejauh mungkin,” imbuh warga bernama Habiba Ali.
Pemerintah Ghana mengisyaratkan pihaknya akan menegakkan hukum guna meredam polusi suara di negaranya.*