Hidayatullah.com—Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, yang sudah memimpin bekas bagian negara Uni Soviet itu selama 15 tahun, hari Rabu (11/4/2018) terpilih untuk keempat kalinya, meskipun dia dibanjiri tudingan korupsi.
Menurut hasil perhitungan, Aliyev mendulang 83 persen suara dalam pemilu yang diboikot oleh partai-partai oposisi karena dinilai penuh kecurangan.
“Semua pemilu sebelumnya di Azerbaijan dicurangi dan digelar dengan terang-terangan melanggar undang-undang pemilu. Tidak terkecuali pemilu kali ini,” kata sekretaris kelompok oposisi Gerakan Alternatif Republik.
Anggota-anggota parlemen dari kalangan oposisi juga menuding Aliyev sengaja memerintahkan agar pemilu dipercepat dengan tujuan periode kampanye semakin singkat dan upaya memantau kecurangan proses pemilu menjadi lebih sulit. Sementara Aliyev sudah jauh lebih populer sebagai petahana, rival-rivalnya relatif belum banyak dikenal publik.
Aliyev berkuasa sejak 2003, menyusul kematian ayahnya Heydar Aliyev yang merupakan bekas agen KGB (mata-mata Soviet) dan semakin otoriter dalam kurun satu dekade kekuasaannya. Ilham Aliyev mengukuhkan kekuasaan keluarganya di pemerintahan dengan menempatkan istrinya, Mehriban Aliyeva, sebagai wakil presiden Azerbaijan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Aliyev senantiasa membantah tuduhan korupsi dan pelanggaran hak asasi menusia, dengan mengalihkan perhatian orang kepada kemajuan dan pembangunan di Azerbaijan selama klan Aliyev berkuasa.*