Hidayatullah.com—Beijing tidak akan mentoleransi tindakan separatis apapun oleh Taiwan dan akan menjaga integritas teritorial China, kata Perdana Menteri China Li Keqiang hari Senin (5/3/2018) seperti dilansir Reuters.
Hal tersebut dikemukakan Li dalam pidato pembukaan rapat tahunan parlemen China, yang sebagaimana diketahui sekedar menjadi tukang stempel kebijakan-kebijakan Presiden Xi Jinping.
China geram dengan rancangan undang-undang Amerika Serikat yang akan meningkatkan kontak resmi antara Washington dan Taipei. Menanggapi hal itu, hari Jumat (2/3/2018) Beijing mengeluarkan peringatan ke Taiwan bahwa mereka akan membakar negerinya sendiri jika terlalu mengandalkan asing, seraya memperingatkan akan resiko perang dengan China.
Legislasi itu, yang hanya membutuhkan tanda tangan Presiden Donald Trump untuk disahkan, akan memperbolehkan pejabat AS di semua tingkatan untuk mengunjungi Taiwan guna menemui sejawat mereka di sana. Legislasi itu juga akan memperbolehkan pejabat tinggi Taiwan memasuki wilayah Amerika Serikat “dengan syarat-syarat tertentu” dan bertemu dengan para pejabat AS.
Sikap keras Beijing terhadap Taiwan semakin ditunjukkan setelah Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokrat yang pro-kemerdekaan memenangkan pemilu presiden tahun 2016.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian integral dan sebuah provinsi dari Republik Rakyat China. Sementara penduduk pulau itu merasa memiliki kebudayaan dan nilai-nilai tersendiri serta berhasrat menjadi negara demokratis yang berdaulat.
PM Li dalam pidatonya menegaskan bahwa China akan terus menerapkan kebijakan satu negara dua sistem di teritori-teritori tertentu wilayahnya, seperti Hong Kong dan Macau.*