Hidayatullah.com–Jurnalis terkenal Saudi, Jamal Khashoggi, memperingatkan terjadinya apa yang dia sebut sebagai “perubahan besar” dalam perkembangan relijius di Kerajaan tersebut.
Berbicara dalam sebuah seminar yang diselenggarakan Rwaq Istanbul pada Jumat sore, Khashoggi mengatakan:
“Salah satu manifestasi perubahan paling menonjol dari penegakan agama di kerajaan itu ialah penghapusan dari the Committee for the Promotion of Virtue and the Prevention of Vice (Komite untuk Promosi Kebaikan dan Pencegahan Kejahatan, Amar Ma’ruf wa Nahi Munkar). Iya, badan itu masih ada, tetapi tidak lagi mempunyai pengaruh.”
“Rakyat Saudi saat ini menikmati atmosfir kebebasan dan keterbukaan, tetapi Saya pikir bahwa euforia itu merupakan sebuah fase yang terlewati. Kenyataannya ialah bahwa rakyat Saudi itu konservatif,” kata Kashoggi.
Mengomentari pembicaraan Putra Mahkota Saud Mohammad Bin Salman mengenai Islam moderat, Khashoggi mengatakan: “Saya kira dia tidak memiliki jawaban tentang apa arti Islam moderat.”
“Sebelum 1979 [tahun di mana Bin Salman mengatakan dia ingin mengembalikan Kerajaan] Arab Saudi masih relijius, dan Raja Faisal Bin Abdulaziz mencoba menumbuhkan wahabisme dengan ulama Ikhwanul Muslimin yang menghadiri sekolah-sekolah dan universitas-universitas melalui dialog, bukan penghapusan. Namun dengan meninggalnya Raja Faisal, upaya itu berakhir dan Salafisme kembali dengan ekstrimismenya,” kata dia.
Baca: Saudi dan Ikhwanul Muslimin: Dulu Berteman Mengapa Dimusuhi
Khashoggi menjelaskan bahwa adalah ulama kontemporer Ikhwanul Muslimin seperti Syeikh Ali Tantawi dan Syeikh Yusuf al Qaradhawi yang memperkenalkan istilah Islam moderat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Bin Salman bingung tentang pilihan untuk moderasi, dan kelompok Ikhwanul Muslimin lah pilihannya. Ikhwanul Muslimin itu moderat, tetapi dia tidak ingin mengakuinya,” lanjutnya.
Khashoggi mengatakan dia mendukung upaya-upaya Bin Salman untuk membangun kembali sebuah institusi anti-korupsi di Kerajaan tetapi caranya cacat.
Jurnalis Saudi itu menekankan bahwa persekutuan antara putra kerajaan dan para (trader) telah menghacurkan ekonomi dan etika kerajaan, menambahkan bahwa bin Salman telah melihat bagaimana persekutuan itu destruktif dan ingin menghapuskannya.*/Nashirul Haq AR