Hidayatullah.com—Kepolisian Prancis menahan akademisi Muslim Tariq Ramadan, setelah dua wanita melayangkan tuduhan pemerkosaan. Pengajar di Universitas Oxford, Inggris, itu telah diberhentikan sementara dari tugasnya sebagai profesor studi keislaman kontemporer pada bulan November 2017.
Hari Rabu (31/1/2018) Ramadan dipanggil oleh Kepolisian Paris untuk ditanyai sebagai bagian dari pemeriksaan awal tuduhan penyerangan dan pemerkosaan yang ditujukan kepadanya, kata sumber kehakiman kepada kantor-kantor berita mengkonfirmasi laporan yang disampaikan radio RTL. Dia kemudian dimasukkan dalam tahanan.
Bulan Oktober tahun lalu Henda Ayari, seorang feminis sekuler keturunan Tunisia yang dulu mengenakan niqab ketika masih menikah dengan suami pertama, menuduh Ramadan memperkosanya.
Terinspirasi dengan gerakan #MeToo, pengakuan banyak wanita yang dicabuli tokoh besar perfilman Hollywood Harvey Weinstein, Ayari mengungkapkan bahwa nama Zubair yang ditulis di sebuah bukunya sesungguhnya adalah Tariq Ramadan.
Pekan lalu, seorang wanita lain melaporkan kasus serupa, dilengkapi dengan surat keterangan dokter guna mendukung tuduhang bahwa Tariq Ramadan pernah melakukan serangan terhadapnya di sebuah hotel di kota provinsi di Prancis.
Ramadan membantah tuduhan Ayari dan menggugat balik dengan tudingan wanita itu telah melakukan fitnah.
Tariq Ramadan, yang merupakan cucu dari pendiri oganisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir Hassan Al-Banna, merupakan sosok yang kontroversial di Prancis. Sebagian mendukungnya karena dianggap memiliki pandangan-pandangan yang cemerlang. Ada orang yang menyebut dia memperkenalkan wajah Islam yang lebih moderat bahkan liberal, tetapi pada saat yang sama ada pula yang menyebutnya pembela konservatisme dan kekerasan dalam Islam. Tidak sedikit yang menudingnya berusaha menyusupkan Islam ke dalam politik.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Berbagai komentar disuarakan orang di media sosial mengenai kasus yang menimpa Tariq Ramadan ini. Sebagian berpendapat jika hal itu memang terjadi maka itu adalah kesalahannya sendiri, karena ajaran Islam telah memperingatkan agar tidak berdua-duan dengan wanita yang bukan mahramnya. Sedangkan sebagian lain mengklaim Tariq Ramadan adalah korban konspirasi yang dilakukan oleh kelompok yang tidak menyukai Muslim dan Islam, semisal Zionis yang memang dikenal memiliki taktik jebakan wanita dalam aksi intelijennya.*