Hidayatullah.com—Lebih dari 200.000 orang pria Inggris “tertarik” melakukan pelanggaran seksual terhadap anak-anak, kata kepala kepolisian bagian perlindungan anak, seraya membandingkan jumlah itu dengan tersangka teroris.
Sekitar 4.000 pria dari Inggris telah diidentifikasi sebagai pengguna aktif sebuah online chatroom yang dipantau oleh tim investigasi, kata Simon Bailey, kepala bagian perlindungan anak di National Police Chiefs’ Council . Namun, ada lebih banyak lagi pria yang tertarik untuk mencederai anak-anak secara seksual, kata perwira tinggi kepolisian Inggris itu memperingatkan. Jumlah pria yang potensial melakukan kekerasan seksual terhadap anak mencapai lebih dari 20.000. Angka itu kurang lebih sama dengan jumlah tersangka teroris saat ini dan bekas tersangka teroris, imbuhnya.
Sekitar 72.000 tautan online gambar-gambar kekerasan seksual terhadap anak diterima oleh National Crime Agency di 11 bulan pertama tahun 2017, ungkap Bailey seperti dilansir RT Ahad (31/12/2017).
“Kita perlu memberikan peringatan yang sama tentang kekerasan seksual di sekolah-sekolah, seperti kita memperingatkan soal terorisme,” kata Bailey.
Dia menambahkan bahwa korban potensial pedofil berasal dari kalangan manapun, tidak peduli status sosialnya. Bahkan orangtua yang sangat sayang dan perhatian serta berpendidikan, yang berpikir mereka sudah sangat tahu tentang internet, anak-anaknya bisa menjadi korban para predator seks.
“Di Hari Natal orangtua membelikan anak-anaknya teknologi yang bisa internet. Mereka perlu memahami risikonya,” kata Bailey, seraya menambahkan bahwa ancaman dari siaran lewat situs internet seperti Facebook dan Twitter semakin tinggi. “Belum pernah terjadi seperti sekarang ini di mana teknologi memberikan akses orang-orang yang memiliki ketertarikan seksual terhadap anak-anak untuk menjangkau mereka.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dibutuhkan sumber daya manusia yang sangat banyak untuk menangani para pelaku kejahatan seksual terhadap anak dan mengatasi orang-orang yang potensial penjadi pedofil, imbuh Bailey.*