Hidayatullah.com– Sekelompok anggota parlemen Inggris mendesak pemerintah agar mencabut kewarganegaraan istri Presiden Suriah Bashar al-Assad yang kelahiran Inggris.
Mereka mendesak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Inggris untuk mempertimbangkan mancabut paspor Inggris dari Asma al-Assad, istri dari Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Desakan itu muncul setelah Asma memposting dukungan untuk rezim Suriah di akun media sosialnya.
Dipimpin oleh juru bicara urusan luar negeri, Tom Brake, Partai Demokrat Liberal telah ditulis untuk Amber Rudd, menyerukannya untuk menggunakan kekuatannya untuk mencabut kewarganegaraan Asma.
“Ibu Negara Suriah yang telah bertindak tidak sebagai warga negara pribadi tetapi sebagai juru bicara kepresidenan Suriah,” kata Tom Brake seperti dikutip dari The Guardian, Senin (17/04/2017).
Baca: Saksi Hidup Berbicara: Pembantaian Bashar al Assad Abad ke-21 [1]
“Boris Johnson telah mendesak negara-negara lain untuk berbuat lebih banyak tentang Suriah, tetapi pemerintah Inggris bisa mengatakan kepada Asma Assad, berhenti menggunakan posisi Anda untuk membela tindakan barbar, atau kewarganegaraan Anda akan dilucuti,” imbuhnya.
Beberapa anggota Liberal Demokrat dalam Parlemen mengirim surat kepada Menteri Dalam Negeri Amber Rudd hari Ahad (16/04/2017), yang mengatakan Asma Assad agar tidak dapat mewakili suaminya dan tetap memegang kewarganegaraan Inggris.
Inggris telah menyerukan agar suaminya turun dari jabatan presiden dan mengutuk penggunaan senjata kimia olehnya.
Asma dibesarkan di Acton, London Barat. Di tempat ini ia dikenal dengan panggia Emma.
Baca: Saksi Hidup Berbicara: Pembantaian Bashar al Assad Abad ke-21 [2]
Asma putri dari ahli jantung Fawaz Akhras dan pensiunan diplomat Sahar Otri. Kedua orang tuanya pindah dari Suriah ke London tahun 1950-an. Kepindahan itu memungkinkan sang ayah mendapatkan pendidikan yang terbaik dan pelatihan medis. Sang ayah kini bekerja di Rumah Sakit Cromwell dan di Harley Street.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Asma, yang memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu Inggris dan Suriah, dididik di sebuah sekolah Church of England di Ealing sebelum ia masuk ke sekolah swasta khusus perempuan, Queen’s College di Harley Street. Asma bekerja sebagai seorang bankir investasi sebelum dia menikah tahun 2000.
Asma Assad menempuh pendidikan di Inggris dan bekerja sebagai seorang bankir investasi sebelum ia menikah pada tahun 2000. Penarikan paspornya tidak akan menyebabkan dia stateless atau tidak mempunyai kewarganegaraan, karena dia mempunyai dua kewarganegaraan yaitu Inggris dan Suriah.*