Hidayatullah.com—Sejumlah orang terluka di selatan Sri Lanka saat berlangsung unjuk rasa menentang pembangunan pelabuhan dan zona industri oleh investor China di kawasan itu.
Rencana pembangunan pelabuhan Hambantota, 240 km tenggara ibukota Kolombo, akan menggusur ribuan warga desa yang tinggal di sekitar lokasi.
Polisi menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa sebab seremoni peresmian proyek yang dihadiri PM Ranil Wickeremesinge itu tertunda, lapor BBC Sabtu (7/1/2017).
Para penentang proyek tersebut mengatakan daerah itu akan diubah menjadi apa yang mereka sebut sebagai koloni China.
Pemerintah sedang dalam tahap akhir penyusunan kontrak 99 tahun area pelabuhan untuk sebuah perusahaan yang 80% sahamnya dimiliki China.
Daerah sekitar pelabuhan akan dijadikan kawasan industri di mana perusahaan-perusahaan China menanamkan uangnya untuk pendirian pabrik.
Pemerintah mengatakan penduduk setempat yang digusur akan diberi lahan baru.
Pembangunan pelabuhan itu merupakan yang teranyar dari rangkaian investasi besar China dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
China telah menggelontorkan jutaan dolar untuk infrastuktur di Sri Lanka sejak berakhirnya 26 tahun perang sipil pada 2009.
Para analis mengatakan investasi itu merupakan bagian dari ambisi besar China untuk mewujudkan “Jalur Sutera Maritim” ke negara-negara kaya minyak di Timur Tengah, terus hingga ke Eropa.*