Hidayatullah.com—Pentagon mengumumkan bahwa pemimpin Taliban Afghanistan Mullah Akhtar Mansour kemungkinan terbunuh dalam serangan drone (pesawat tanpa awak) di Pakistan. Namun, Taliban membantah klaim Departemen Pertahanan AS itu.
Serangan di dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan itu diperintahkan oleh Presiden Barack Obama, begitu menurut laporan awal. Pihak AS mengatakan serangan itu sengaja menarget pemimpin kelompok Muslim Afghanistan tersebut.
Dilansir Deutsche Welle Sabtu (21/5/2016), sumber-sumber yang tidak menyebutkan identitasnya dari Departemen Pertahanan mengatakan kepada pers bahwa pria dewasa militan kedua kemungkinan terbunuh bersama Mansour, tetapi tidak ada korban sipil dalam serangan itu.
“Targetnya adalah Mansour dan kemungkinan tewas,” kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah Afghanistan dan Pakistan telah diberitahu.
“Kami masih mengkaji hasil serangan tersebut dan akan memberikan informasi lebih banyak jika sudah tersedia,” kata juru bicara Pentagon Peter Cook dalam pernyataannya.
Serangan drone bertubi-tubi menarget sejumlah pria yang berada di dalam sebuah kendaraan di daerah terpencil di Pakistan dekat perbatasan dengan Afghanistan, barat daya kota Ahmad Wal, kata pejabat AS.
Namun, seorang komandan Taliban yang tidak diketahui identitasnya, yang dekat dengan Mansour, membantah klaim Amerika Serikat itu, lapor kantor berita Reuters Ahad pagi (22/5/2016).
“Kami mendengar berita tak berdasar itu, tapi ini bukan pertama kalinya,” kata komandan Taliban itu, seakan menyinggung seringnya Amerika menyampaikan berita tidak benar.
“Saya hanya ingin menyampaikan imformasi yang saya miliki bahwa Mullah Mansour belum terbunuh,” imbuhnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Bulan Desember tahun lalu Mansour dikabarkan terluka dan kemungkinan tewas dalam baku-tembak di sebuah rumah seorang tokoh Taliban lainnya di dekat Quetta, Pakistan.
Mansour ditunjuk sebagai pemimpin Taliban Afghanistan pada Juli 2015, menyusul kematian Muhammad Umar. Mansour dituding sebagai penyebab terhambatnya perundingan antara Taliban dengan pemerintah Afghanistan setelah dikabarkan melarang para pengikutnya bernegosiasi dengan Kabul.*