Hidayatullah–Kota historis Palmyra kembali direbut Al Asad setelah melalui pertempuran sengit selama beberapa hari. Pasukan Al Asad yang dibantu oleh pasukan angkatan udara Rusia dan milisi bersenjata mengumumkan kemenangannya dalam pertempuran melawan pasukan ISIS di wilayah Palmyra, demikian dilansir kantor berita Al Jazeera (28/3).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kota historis ini dikuasai oleh ISIS sejak Mei 2015 lalu. Dalam kurun waktu kekuasaannya, ISIS pernah merilis video eksekusi mati beberapa pasukan Al Asad di kuil peninggalan Romawi, salah satu ikon wisata di kota ini yang masuk dalam daftar UNESCO sebagai warisan dunia.
Kantor berita resmi Suriah, SANA merilis dalam salah satu beritanya perkataan Ketua Utusan Pemerintah Suriah dalam Perundingan Jenewa, Basyar al Ja’fari bahwa kemenangan ini memberi dampak kekuatan politik dan diplomasi yang signifikan.
Di sisi lain, Amerika Serikat yang sikap politiknya kontra dengan Al Asad, melalui menteri luar negerinya, John Kery mengungkapkan kegembiraannya atas terusirnya ISIS dari kota historis Palmyra. Akan tetapi ia menambahkan, “Aku katakan demikian dengan memastikan bahwa cita-cita utama berkaitan dengan Suria dan rakyatnya adalah tidak memberi dukungan kekuatan kepada Basyar Al Asad atas praktek kediktatorannya terhadap rakyat Suriah.”* Afif Fiyo