Hidayatullah.com—Partai bentukan Aung San Suu Kyi mencalonkan bekas sopir dan pembantu dekat tokoh oposisi itu, Htin Kyaw, sebagai calon presiden Myanmar yang baru.
Partai bentukan peraih Nobel Perdamaian itu, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang sekarang menjadi mayoritas di parlemen Myanmar (Burma), memilih dua atau tiga bakal calon presiden hari Kamis ini (10/3/2016), lansir Reuters.
Htin Kyaw, 70, serang penasihat dan orang dekat Suu Kyi, mendapatkan dukungan dari anggota parlemen NLD di majelis rendah. Htin Kway –putra seorang penyair ternama– dulu adalah bekas teman satu kelas Suu Kyi dan sama-sama kuliah di Universitas Oxford. Kway juga pernah menjadi sopir wanita yang digadang-gadang sebagai tokoh demokrasi Myanmar itu.
Sementara itu, Henri Van Thio, anggota dari etnis minoritas Chin, diajukan sebagai bakal capres NDP di majelis tinggi.
Nominasi akhir mengkonfirmasi bahwa Suu Kyi tidak akan menjadi presiden Myanmar untuk kali ini. Wanita yang kini berusia 70 tahun ini berulang kali mengatakan bawa dia berharap dapat mencapai kompromi dengan militer yang memungkinkan untuk melanjutkan kiprah politiknya. Konstitusi yang dirancang penguasa militer Myanmar melarang Suu Kyi mencalonkan diri sebagai presiden, karena anak-anaknya memegang paspor Inggris dan bukan paspor Mynamar.
Perundingan-perundingan dengan militer guna memungkinkan anak perempuan mendiang Jenderal Aung San itu melangkah lebih jauh dalam karir politiknya menemui kegagalan.
Partai Uni Solidaritas dan Pembangunan (USDP) –yang mendapat dukungan militer– akan memilih calon ketiga. Namun, calon USDP itu diperkirakan akan kalah karena jumlah politisi NDL yang menguasai parlemen saat ini. Meskipun demikian, dia akan menjadi salah satu dari dua wakil presiden setelah pemelihan presiden oleh parlemen usai.
Bekas dokter yang merawat Suu Kyi, sejumlah mantan tahanan politik dan pensiunan-pensiunan jenderal yang bergabung dengan NLD juga pernah diajukan agar dipilih sebagai bakal calon presiden.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Meskipun tidak akan menjadi presiden, Suu Kyi yang membawa partainya memenangi pemilihan umum pada 8 November 2015, berjanji akan tetap memegang kendali penuh atas politisi-politisi partainya –termasuk calon NLD yang terpilih menjadi presiden.
Aung San Suu Kyi menjadi tahanan rumah selama 15 tahun setelah NLD memenangi pemilihan umum pada 1990, yang hasilnya tidak pernah diakui oleh junta militer di Myanmar.*