Hidayatullah.com—Italia telah mengizinkan pesawat tanpa awak (drone) yang dipergunakan untuk memerangi kelompok bersenjata ISIS dan pendukungnya di Afrika Utara diterbangkan dari wilayahnya di Sisilia, kata seorang pejabat kementerian pertahanan hari Senin (22/2/2016).
Namun, izin itu diberikan hanya untuk serangan defensif, bukan ofensif, seperti serangan yang dilakukan terhadap kamp pelatihan militer di Sabratha, Libya, pekan lalu yang menewaskan puluhan orang.
Dilansir Reuters, Italia akan memutuskan kasus per kasus apakah drone boleh diterbangkan atau tidak dari pangkalan udara Sigonella di Sisilia. Izin hanya akan diberikan jika serangan yang dilancarkan untuk melindungi tentara yang ada di darat. Sejauh ini, belum ada izin yang dikeluarkan untuk penerbangan drone dari Sigonella dan drone yang ada belum dilengkapi amunisi, kata pejabat itu yang meminta identitasnya disembunyikan.
Menurut laporan Wall Street Journal, pejabat-pejabat Amerika Serikat selama lebih dari satu tahun terus membujuk Italia agar mengizinkan pihaknya menerbangkan drone dari Sigonella.
Serangan drone AS pekan lalu di Sabratha, dekat perbatasan dengan Tunisia, menarget Noureddin Chouchane, seorang militan Tunisia yang disebut-sebut terkait serangan mematikan yang membunuh puluhan orang, kebanyakan turis. Pesawat yang melakukan serangan itu berangkat dari sebuah pangkalan militer di Inggris.
Baik pejabat dari kantor Perdana Menteri Italia Matteo Renzi maupun Departemen Pertahanan AS tidak ada yang menanggapi permintaan komentar soal izin penerbangan drone dari Sigonella itu, tulis Reuters.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Italia berulangkali mengatakan bahwa negaranya tidak akan ikut ambil bagian dalam serangan militer di Libya, tanpa permintaan dari pemerintah setempat yang diakui legitimasinya.
Selama ini Italia menolak drone asing diterbangkan dari wilayahnya, karena takut ada penolakan dari dalam negeri.*