Hidayatullah.com—Bukannya melakukan belanja atau membungkus hadiah Natal, keluarga-keluarga di wilayah selatan Amerika Serikat justru menghabiskan waktu malam Natal mereka dengan memunguti barang-barang yang tersisa setelah daerah mereka dihantam angin kencang yang menewaskan sedikitnya 14 orang dan merusak atau menghancurkan puluhan rumah.
“Santa membawakan kami hadiah yang bagus, bukan?” kata Bobby Watkins saat berjalan di daerah pedesaan Benton County, Mississippi, di mana 4 orang tewas –terdiri dari sepasang suami-istri dan dua warga lain penghuni jalan yang sama– dan rumah-rumah penduduk rusak.
“Saya mungkin kehilangan sejumlah benda, tapi saya masih memiliki nyawa,” imbuh Watkins seperti dikutip Associated Press Jumat (25/12/2015).
Udara hangat –yang tidak biasa ada pada musim dingin– pada hari Rabu (23/12/2015) membantu terbentuknya putaran angin yang bergerak dari Arkansas menuju Michigan. Angin yang berputar-putar diiringi petir itu terus bergerak ke arah timur pada hari Kamis (24/12/2015), lalu menumpahkan hujan deras yang membanjiri jalan-jalan di Alabama dan menyebabkan longsor di daerah pegunungan Georgia.
Pihak berwenang mengkonfirmasi kematian tujuh orang di Mississippi, termasuk bocah laki-laki berusia 7 tahun yang mobilnya terseret air bah dan dihantam badai. Enam orang lainnya tewas di Tennessee dan satu orang tewas di Arkansas.
Puluhan orang dilaporkan terluka, sebagiannya serius kata Gregg Flynn juru bicara untuk Mississippi Emergency Management Agency.
Tim penyelamat menyisir kawasan perumahan dan bisnis yang terdampak untuk mencari orang-orang yang masih hilang, termasuk seorang pria di Benton County, daerah yang paling parah dihajar angin topan. Pencarian semakin sulit karena banyak orang pergi berlibur.
“Sampai mereka yakin di mana orang-orang itu berada, mereka masih terus akan mencari, sebab sebagian rumah rata dengan tanah dan mereka tidak ada lagi di sana,” kata Flynn.
Di Linden, Tennessee, Tony Goodwin meringkuk di sebuah tempat perlindungan bersama tujuh orang lainnya saat angin topan melintasi daerah mereka. Dia keluar dari tempat perlindungan dan mendapati rumahnya telah tercerabut dari pondasi dan bergeser ke bawah bukit.
Dia berhasil memanjatnya dan memungut beberapa bingkisan Natal yang telah dipersiapkan di bawah pohonnya. Namun, tetangga Goodwin tidak terlalu beruntung. Dua orang yang berada di satu rumah tewas.
“Hal itu membuatmu bersyukur karena masih hidup bersama dengan keluargamu,” kata Goodwin.
Di Benton County, kerabat Daisy dan Charles Johnson membantu membersihkan kekacauan yang ada setelah rumah keduanya rata dihantam badai. Mereka meringkas barang-barang milik pasangan itu, berikut sebuah patung Sinterklas.
Daisy Johnson, 68, mengatakan dia dan suaminya bergegas bersama kerabat mereka menuju tempat perlindungan yang terletak di seberang rumah, setelah mereka mendengar suara angin puyuh menderu menuju ke arah mereka.
“Kami melihat ke arah barat, itu dia. Angin puyuh itu berwarna kuning dan meraung-raung, kilat terus menyambar-nyambar dan menimbulkan suara yang sangat mengerikan,” kata wanita tua itu. “Saya tidak ingin lagi mendengar suara seperti itu sepanjang hidup saya.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Puncak musim angin topan di sebelah selatan terjadi pada musim semi, tetapi badai seperti itu dapat terjadi kapan saja. Tepat setahun lalu, angin puyuh melibas Mississippi sehingga lima orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
Glenda Hurt, 69, sedang memasak ayam dan membuat camilan pada Rabu malam di rumahnya di Benton County, di mana dia biasa menggelar tradisi keluarga jamuan makan malam Natal, ketika putrinya menelepon memperingatkan badai akan datang.
Dia dan suaminya kemudian masuk ke lubang perlindungan dan berusaha keras menutup pintunya, karena angin berkekuatan besar menghisap segala sesuatu didekatnya. Wanita tua itu mulai memanjatkan doa begitu mendegar suara logam beradu menimpa pepohonan.
Keluar dari lubang perlindungan pada hari Kamis, mereka mendapati perlengkapan pertanian dan jagung bertebaran ke seluruh properti milik keluarga. Rumah mereka mengalami kerusakan struktural parah, meskipun masih berdiri.
“Kami OK dan itu yang paling penting,” kata wanita itu. “Tapi, Tuhan benar-benar menyelamatkan furnitur saya,” imbuhnya.*