Hidayatullah.com--Pengamat Pemilihan Umum (Pemilu) dari organisasi kerjasama Eropa mengkritik pemerintah Turki karena memperketat media menjelang pemungutan suara dalam pemilihan umum Ahad 1 November 2015.
Ketua misi OSCE, Ignacio Sanchez Amor, mengakui bahwa warga Turki bisa memilih partai-partai politik alternatif.
Namun dia menambahkan pengekangan kebebasan mengungkapkan pendapat telah membatasi akses para pemilih atas pendapat-pendapat yang berbeda.
Keprihatinan atas kebebasan media meningkat menjelang pemilihan umum setelah pekan lalu, di mana polisi menggerebek kantor dua stasiun TV di Ankara dan Istanbul yang kritis atas pemimpin Turki.
Namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Senin (02/11/2015) mengatakan dunia harus menghormati kemenangan Partai Keadilan dan Pembangunan dalam pemilihan dini yang digambarkannya sebagai ungkapan warga Turki yang memberikan suara demi stabilitas.
“Seluruh dunia harus menunjukkan rasa hormat,” kata Erdogan setelah shalat di sebuah masjid dan mengunjungi makam orang tuanya. “Sejauh ini saya belum melihat kedewasaan demikian di dunia,” ujarnya.
Pernyataan Erdogan itu tampaknya mengacu pada liputan media Barat yang sering kritis terhadap kebijakan pemerintahnya yang menindas para kritikus.
Dengan perolehan suara sekitar 51 persen, maka partai yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan ini dipastikan menguasai parlemen yang terdiri dari 550 kursi tersebut. AKP kini tidak perlu menjalin koalisi untuk membentuk pemerintahannya sendiri.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Hasil pemilu parlemen ini juga menjadi kemenangan signifikan bagi Erdogan di tengah gejolak politik yang terjadi di Turki. Ini berarti Erdogan bisa menjalankan pemerintahan dengan kendali penuh dari kantor presiden tanpa harus khawatir “gangguan” dari parlemen.*