Hidayatullah.com—Hillary Clinton meminta maaf karena menggunakan server email pribadinya selama bekerja sebagai menteri luar negeri Amerika Serikat, dengan menyebut tindakannya itu sebagai sebuah kesalahan.
Setelah sekian lama mengelak dan mencari dalih untuk membenarkan tindakannya, politisi yang mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Demokrat itu akhirnya mengaku dan menyesali perbuatannya.
Selasa malam (8/9/2015) dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC di program “World News Tonight” istri mantan presiden AS Bill Cinton itu mengatakan bahwa dirinya sepenuhnya bertanggungjawab atas hal tersebut dan dia menyesalinya.
“Itu adalah sebuah kesalahan. Saya menyesal. Saya bertanggungjawab atas hal itu,” kata Clinton seperti dikutip Aljazeera.
“Saya sungguh berharap kala itu membuat keputusan yang berbeda,” kata Clinton pekan lalu, seraya mengatakan bahwa dia meminta maaf karena telah menimbulkan kebingungan di publik.
“Jika saya melihat ke belakang sekarang, meskipun itu diperbolehkan, saya seharusnya menggunakan dua akun, satu untuk email-email pribadi, satu untuk email yang berkaitan dengan pekerjaan,” kata Clinton hari Selasa kemarin.
Tindakan Clinton yang menggunakan email pribadinya untuk urusan pekerjaan mendorong dinas intelijen dalam negeri AS, FBI, melakukan penyelidikan guna mengetahui apakah ada rahasia negara yang ikut terkirim lewat akun tersebut.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Clinton bersikukuh mengatakan bahwa dia tidak pernah mengirimkan dokumen rahasia negara lewat akun pribadi surat elektroniknya itu.
Kasus tersebut rupanya mempengaruhi popularitas Clinton dalam pencalonannya sebagai presiden. Menurut jajak pendapat Gallup yang dirilis hari Jumat lalu, hanya 41 persen responden yang masih tertarik untuk memilihnya sebagai presiden, sementara 51 persen lainnya mengatakan tidak tertarik, angka itu yang terendah sejak 1992.*