Hidayatullah.com—Seorang pemimpin Al-Jamaah Al-Islamiyyah meninggal di dalam sel setelah ditahan selama hampir tiga bulan, kata kelompok tersebut di Mesir hari Ahad (9/8/2015).
Essam Derbala, 58, pernah mendekam dalam pejara selama lebih dari 20 tahun di era Husni Mubarak, ketika kelompoknya aktif melakukan perlawanan bersenjata terhadap pemerintah di tahun 1990-an.
Di websitenya kelompok itu mengatakan bahwa Derbala “tidak diberi pengobatan, yang mengakibatkan dirinya jatuh koma hingga meninggal dunia.”
Kelompok Al-Jamaah Al-Islamiyyah menyalahkan pihak berwenang atas kematiannya dan menyebutnya sebagai “pembunuhan.”
Dalam pernyataannya Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan Derbala mengalami kelelahan pada hari Sabtu dan meninggal dunia ketika dibawa ke rumah sakit, akibat “pendarahan dari hidung dan tekanan darah rendah, serta gangguan pernafasan.”
Derbala ditangkap pada pertengahan Mei lalu, dengan tuduhan menjadi bagian dari kelompok pendukung dari sebuah kelompok terlarang yaitu Al-Ikhwan Al-Muslimun.
Staf pembantu Mendagri Hassan Abdul Razak, yang bertanggungjawab atas keamanan di Minya, mengatakan bahwa tindakan-tindakan antisipasi untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan saat pemakaman Derbala sudah diambil, lapor Al-Ahram.
Al-Jamaah Al-Islamiyyah berada di belakang pembunuhan 62 orang, yang mana 58 di antaranya turis asing, di tempat wisata Kuil Luxor tahun 1997. Kelompok tersebut sebelumnya juga terlibat dalam pembunuhan pendahulu Mubarak, Anwar Sadat, di tahun 1981.
Namun, sejak sepuluh tahun lalu kelompok itu, yang sudah mencapai kesepakatan damai dengan pemerintah Husni Mubarak, menyatakan tidak akan lagi terlibat dalam aksi-aksi kekerasan bersenjata. Dan secara resmi mengecam tindakan semacam itu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Banyak anggota Al-Jamaah Al-Islamiyyah yang di era Mubarak mendekam dalam penjara, pascarevolusi 2011 ikut aktif di dunia politik. Sebagian di antara mereka mendukung pemerintahan Muhammad Mursy, seorang politisi dari kelompok Al-Ikhwan Al-Muslimun, yang belakangan kemudian dinyatakan sebagai organisasi terlarang.*