Hidayatullah.com–Militer Suriah mengaku membiarkan sejumlah wilayahnya jatuh ke tangan pembebasan dalam perang sipil karena kekurangan tentara.
Pengakuan itu disampaikan oleh Presiden Bashar al-Assad dalam pidato yang disiarkan oleh televisi Suriah.
“Kadang-kadang, dalam situasi tertentu, kami terpaksa menyerah di sejumlah daerah agar pasukan yang ada digerakkan ke daerah-daerah yang ingin kami pertahankan,” kata presiden.
Ia menandaskan militer rezim bashar mengaku mampu menjalankan fungsinya tetapi tidak bisa mempertahankan seluruh wilayah karena kekurangan tentara.
Ditambahkan oleh presiden Suriah, militer dapat mempertahankan wilayah-wilayah penting seperti Damaskus, kota Homs dan Hama serta wilayah pesisir.
Menurut Assad, militer akan terus berjuang.
“Kata kalah tidak ada dalam kamus militer Suriah,” tegasnya dikutip BBC.
Sejak Maret, militer menelan kekalahan di beberapa wilayah, termasuk Provinsi Idlib, sebagian wilayah perbatasan dengan Yordania dan kota Palmyra. Di antara pembebasan yang diperangi adalah kelompok yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS.
Lebih dari 80.000 tentara dan milisi pemerintah tewas sejak konflik pecah pada Maret 2011.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Senin 8 Juni 2015 lalu, tentara rezim Bashar membantai 49 warga sipil, termasuk enam anak-anak, tewas dalam serangan udara pasukan rezim di kawasan barat laut negara itu.
Lembaga Pengamat Hak Asasi Manusia Suriah yang berkantor di Inggris mengatakan rudal-rudal tersebut menghantam sebuah alun-alun di kampung al-Janudiya yang dikuasai kelompok pembebasan, demikian dikutip BBC.*