Hidayatullah.com—Bocoran WikiLeaks teranyar menyebutkan bahwa lembaga intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), melakukan aksi mata-mata lebih luas dri perkiraan atas para pejabat tinggi Prancis dan jelas-jelas ingin mencari tahu banyak informasi tentang kebijakan ekonomi, ekspor dan perdagangan Prancis.
Dilansir Euronews (30/6/2015), bocoran dokumen itu dipublikasikan bersama antara koran Liberation dan situs Mediapart, menyusul bocoran dokumen yang menyatakan bahwa tiga presiden Prancis menjadi target penyadapan intelijen AS.
Sekarang, WikiLeaks mengatakan dua menteri keuangan Prancis yang menjabat berturut-turut juga menjadi target.
Francois Baroin yang menjabat menkeu dari tahun 2010 hingga 2011 dikabarkan disadap oleh Amerika guna mendapatkan informasi tentang kebijakan Prancis soal reformasi perbankan dan harga minyak menjelang pertemuan tingkat tinggi pada pemimpin dunia.
Penerus Baroin, Pierre Moscovici, disadap saat berbicara dengan seorang senator ketika membahas kondisi perekonomian Prancis yang buruk dan negosiasi anggaran yang sedang berlangsung.
Laporan-laporan media Prancis menyebut bahwa agen-agen mata-mata Amerika Serikat menarget ratusan perusahaan top Prancis untuk mencari informasi tentang tender-tender yang mempengaruhi perusahaan-perusahaan Amerika.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
WikiLeaks juga mengatakan dokumen bertahun 2002 mengungkapkan bahwa Amerika Serikat membagikan informasi intelijennya itu kepada lima negara Anglophone yang menjadi rekan “Five Eyes” (kerjasam intelijen AS dengan 4 negara sahabat), yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru dan Inggris. Itu berarti Kerajaan Inggris mengambil manfaat dari aksi mata-mata Amerika Serikat atas negara tetangganya sesama Eropa.*