Hidayatullah.com–Wartawati Rusia, Nadezhda Kifrckova, yang turut serta dalam kapal Marianne Freedom Flotilla 3 menolak menandatangani dokumen pengusiran paksa oleh polisi Zionis Israel, pasca penyitaan kapal tersebut yang tengah menuju Gaza.
Nadezhda menolak membubuhkan tandatangan pengusiran paksa dari wilayah yang diduduki Israel, saat ini berada di penjara Israel.
Konsul Rusia menjelaskan, Nadezhda mengajukan banding ke pengadilan penjajah Israel, dan tetap konsisten menolak menandatangani pengusiran paksa.
Kifrcova berkerja sebagai jurnalis untuk televisi Rusia Today berbahasa Inggris, saat ditangkap Israel tengah berada di kapal Marianne Freedom Flotilla 3 yang tengah berlayar untuk mematahkan blokade Gaza.
Marinir penjajah Israel kembali menghadang dan menyerang kapal Swedia “Marianne” yang tengah menuju Gaza dalam aksi Freedom Flotilla 3, tepat pukul 2 pagi, 29 Juni kemarin, setelah memutus komunikasi selama setengah jam, kemudian menahan kapal dan menangkap semua relawan dari Arab dan Eropa yang berada di kabin kapal, di perairan internasional, sekitar 95 mil dari laut Gaza.
Setelah menggiring kapal ke pelabuhan Asdod, pasukan penjajah Israel membawa para relawan dan menginterogasi mereka, kemudian meminta mereka menandatangani pengusiran paksa, sebagai langkah awal deportasi ke negara asal.
Pasukan Israel terus memblokade Gaza selama 9 tahun berturut-turut. Bantuan kemanusiaan dan medis dilarang masuk, termasuk bahan bangunan untuk rekonstruksi rumah-rumah yang hancur.
Untuk menekan Israel, para aktifis internasional membentuk konvoi untuk mematahkan blokade Gaza, termasuk Armada Freedom Flotilla 3 yang tengah menuju Gaza.
Pelanggaran UU Internasional
Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islami Hamas menilai, tindakan penjajah Israel membajak kapal pertama dari Freedom Flotilla 3 saat berlayar ke Jalur Gaza sebagai tindakan brutal dan pelanggaran terhadap undang-undang internasional. Hamas meminta dunia internasional, terutama PBB, untuk tidak tinggal diam.
Dalam keterangan persnya dikutip PIC, juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri menegaskan, pembajakan Israel dan penculikan terhadap salah satu kapal Freedom Flotilla dan pencegatan kapal ke Jalur Gaza, merupakan tindakan brutal Israel dan pelanggaran terhadap dunia internasional dan keras kepala mereka dalam memblokade Jalur Gaza.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Abu Zuhri meminta Sekjen PBB Ban Ki Mon dan masyarakat internasional untuk tidak tinggal diam dan bertanggungjawab terhadap kejahatan ini.
Di pihak lain, Europe Compaign (EC) penyelenggaran dan koordinator Freedom Flotilla 3 menegaskan, aksi kemanusiaan menembus blokade Jalur Gaza akan terus dilanjutkan meski Israel sudah membajak kapal pertama Marianne.*