Hidayatullah.com—Seorang ibu menggugat pemerintah Prancis ke pengadilan hari Selasa (8/6/20150 karena gagal mencegah putranya yang masih remaja pergi menuju Suriah untuk bergabung dengan militan di sana.
Anak laki-laki itu, yang hanya disebutkan dengan inisial “B”, usianya 16 tahun ketika pergi bersama tiga orang lainnya dari kota Nice di selatan Prancis pada 27 Desember 2013.
Remaja yang baru masuk Islam itu terbang menuju Turki sebelum melanjutkan perjalanan lewat darat ke Suriah. Ibunya, yang belum lama ini berbicara dengannya lewat telepon, mengatakan putranya masih berada di Suriah.
Pengacara keluarga tersebut, Samia Maktouf, mengatakan Turki dikenal sebagai rute untuk memasuki Suriah.
“Polisi telah melakukan kesalahan yang sangat parah … mengingat ini berkaitan dengan seorang anak yang pergi sendirian, yang hanya memiliki tiket sekali jalan ke Turki tanpa membawa koper,” kata Maktouf seperti dikutip AFP.
Si ibu menuntut kompensasi sebesar 110.000 (sekitar 1,6 milyar) untuk dirinya dan ketiga anaknya yang lain.
“Bukan uang yang kami cari, tetapi yang kami ingin agar diketahui adalah bahwa sebuah kesalahan telah dilakukan. Kepergian anak-anak kecil untuk berjihad harus dihentikan,” kata Maktouf.
Kementerian Dalam Negeri menulis surat kepada keluarga itu, isinya mengatakan bahwa kementerian tidak bertanggungjawab perihal itu karena anak laki-laki tersebut tidak sedang dalam penyelidikan dan tidak ada dasar hukum untuk mencegah kepergiannya.
Prancis memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa dan kebanyakan orang asing yang berangkat perang ke Timur Tengah berasal dari negara itu. Pemerintah memperkirakan sekita 500 warganegara atau penduduk Prancis yang saat ini ambil bagian dalam konflik di Suriah.
Tahun lalu beberapa anak berhasil dicegah kepergiannya, tetapi biasanya karena ada informasi dari pihak keluarga.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pemerintah Prancis belum lama ini meloloskan undang-undang yang memperbolehkan pihak berwenang menyita kartu identitas dan paspor dari para tersangka yang berusaha bergabung dengan kelompok militan.
Ibu dari B mengatakan dia mengetahui putranya bermaksud untuk pergi ke Suriah hanya beberapa hari sebelum anak lelakinya itu menghilang dari anak-anak lain yang tinggal satu komplek perumahan dengannya. Wanita itu baru melaporkan ke polisi setelah putranya menghilang sekitar 24 jam.*