Hidayatullah.com—Dewan Pers Turki hari Rabu (6/5/2015) mengecam pemberitaan perihal dugaan rencana pembunuhan atas putri Presiden Erdogan, Sumeyye, yang muncul di empat media milik pemerintah awal tahun ini.
Dilansir Today’s Zaman, Dewan Pers membuat keputusan bulat pada hari Rabu, yang mana isinya mengecam laporan harian Star, Gunes, Takvim dan Aksam pada Februari lalu, yang mengklaim bahwa wakil ketua partai oposisi terbesar Turki CHP di Istanbul, Umut Oran, telah berkorespondensi dengan “Fuat Avni” yang membocorkan rahasia di Twitter perihal dugaan rencana pembunuhan tersebut.
Dewan menyatakan bahwa keempat koran milik pemerintah itu melanggar kode etik jurnalisme, sebab artikel yang mereka muat berisi tuduhan dan menyatakan seseorang bersalah sebelum ada keputusan dari pengadilan.
Pada tanggal 20 Februari, keempat koran pemerintah itu di halaman depan memuat berita tentang rencana pembunuhan atas Sumeyye Erdogan sebelum pemilihan umum, yang mana rencana itu terungkap dari pesan-pesan pribadi antara pemilik akun Twitter “Fuat Avni” dan Umut Oran. Keempat harian itu mengklaim bahwa akun Fuat Avi dipegang oleh seorang wartawan Turki bernama Emre Uslu yang berbasis di Amerika Serikat. Uslu sendiri menyangkal tuduhan yang mengatakan akun Twitter tersebut dikelola oleh dirinya.
Mendengar berita tentang rencana pembunuhan putri presiden tersebut, Kantor Kejaksaan Ankara langsung melakukan investigasi, yang dilakukan oleh tim penyidik yang khusus menangani kasus pelanggaran atas konstitusi.
Oran sebelumnya membantah klaim palsu keempat media itu setelah meminta Twitter agar mengirimkan salinan dokumentasi seluruh korespondensinya yang dilakukan lewat media sosial tersebut.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pada bulan Maret, Oran membagikan dokumen-dokumen resmi dari Twitter itu kepada awak media.
“Ini semua adalah korespondensi saya selama empat tahun terkahir. Di sana tidak ada satu pesan pun yang saya kirim atau terima dari sosok virtual [Fuat Avni], sebagaimana dibuktikan oleh dokumen setebal 73 halaman yang dikirimkan Twitter ini. Lagi pula mustahil ada kiriman pesan langsung di antara kami, sebab saya tidak mem-follow Fuat Avni dan dia tidak mem-follow saya,” papar Oran.*