Hidayatullah.com–Kepolisian Inggris telah menangkap seorang pria tersangka pemukulan atas politisi dan anggota perlemen Inggris, George Galloway, yang dikenal sebagai pendukung perjuangan rakyat Palestina melawan penjajah Zionis Israel.
Polisi menangkap seorang pria tidak lama setelah serangan itu terjadi, kata Kepolisian Inggris.
Seorang jurubicara kepolisian mengatakan, “Polisi dipanggil sekitar pukul 19.40 (Jumat malam) ke Golborne Road, W10, setelah seorang pria diserang di jalan. Petugas datang. Tersangka ditemukan tidak lama kemudian dan dihentikan.”
Tersangka ditahan dengan tuduhan menyebabkan tubuh seseorang luka parah dan dibawa ke Kantor Polisi South London dan ditahan di sana, kata jurubicara itu, seraya menambahkan motif serangan masih belum jelas.
Ahram Online menghubungi seorang sumber yang dekat dengan Galloway, yang mengkonfirmasi bahwa anggota parlemen dari Respect Party itu telah meninggalkan rumah sakit pada hari Sabtu pagi (30/8/2014) setelah mendapatkan perawatan atas rahangnya, dan luka memar yang parah di bagian kepala, serta tulang iga yang kemungkinan patah.
Menurut seorang jurubicara Galloway, politisi itu diserang di Notting Hill, London tengah, oleh seorang pria yang meneriakkan soal holocaust sebelum memukuli Galloway.
“Sepertinya [serangan] itu berkaitan dengan komentarnya soal Israel, sebab pria itu meneriakkan soal holocaust,” kata jurubicara Galloway.
“George sedang berpose mengambil gambar bersama orang-orang dan pria itu tiba-tiba langsung menyerangnya, menerjang ke arahnya lalu memukulinya,” imbuhnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Galloway dikenal sebagai pendukung kuat perjuangan Palestina dan anti-Israel.
Dua tahun lalu, Galloway menggambarkan Zionisme sebagai “penistaan terhadap Yudaisme dan Tuhan”, dan pada saat yang sama memuji Hamas.
Bulan lalu Galloway diperiksa polisi setelah berpidatodi Leeds, di mana dia mengatakan bahwa Bradford merupakan “zona bebas Israel” tempat di mana turis-turis Israel tidak diterima kedatangannya.*