Hidayatullah.com–Kelompok ISIS/ISIL diperkirakan menjual minyak mentah berasal dari wilayah-wilayah Iraq dan Suriah yang dikuasainya hingga senilai USD3 juta perhari.
DilansirAl-Arabiya, para analis mengatakan bahwa minyak yang berasal dari daerah kekuasaan ISIS/ISIL dijual kurang dari setengah harga internasional.
Para pejabat perminyakan Iraq memperkirakan ISIS meraup uang lebih dari USD2 juta setiap hari dari hasil penjualan minyak mentah. Namun, Amerika Serikat memperkirakan kelompok itu mendulang uang hingga USD3 juta setiap hari.
ISIS/ISIL diyakini menjual minyak mentah berkisar USD25 hingga USD60 perbarel. Harga itu jauh di bawah harga internasional yang rata-rata USD102 perbarel pada hari Rabu (27/8/204).
Berbicara kepada ABC News direktur lembaga riset dan konsultan Institute for Near East and Gulf Military Analysis, Theodore Karasik, mengatakan bahwa ISIS/ISIL menjual hanya USD30 perbarel karena minyak mentahnya dilempar ke pasar gelap.
Karasik mengatakan, ISIS/ISIL berusaha mendirikan sebuah negara dan sumber pemasukan dari minyak mentah menjadi sangat penting karena mencakup sebagian besar sumber dananya. ISIS/ISIL bisa merebut wilayah timur Suriah tanpa pemasukan dari minyak, tetapi menguasai ladang-ladang minyak merupakan bagian dari rencana untuk membangun sistem ekonomi mereka sendiri.
Bulan Juni ISIS/ISIL menguasai empat ladang minyak kecil di Iraq utara dan belum lama ini menguasai daerah kaya minyak Deir Al-Zor.
Penguasaan kelompok ISIS/ISIL atas ladang-ladang minyak tersebut mendorong Dewan Keamanan PBB mengeluarkan peringatan agar tidak memperdagangkan minyak dari “kelompok-kelompok teroris.” DK-PBB mengancam akan menjatuhkan sanksi atas negara-negara yang terlibat didalamnya.
Menurut Luay Al-Khattib, direktur Iraq Energy Institute dan visiting fellow di Brooking Doha Center, sejauh ini minyak ISIS/ISIL laku dijual ke pembeli di Yordania, Turki, Suriah dan Iran.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“ISIS menguasai rute penyelundupan dan minyak mentah dikirim oleh tanker-tanker ke Yordania lewat Provinsi Anbar, ke Iran lewat Kurdistan, ke Turki lewat Mosul, ke pasar lokal Suriah dan ke wilayah Kurdistan di Iraq, di mana sebagian besar minyak mentah itu kemudian disuling secara lokal,” kata Al-Khattib dalam wawancaranya dengan CNN.
Al-Khattib mengatakan ISIS ingin mandiri secara finansial dengan pendapatan dari minyak.
“Saat ini ISIS berusaha mewujudkan negara swadaya dan sebuah ibukota yang dikenal dengan ‘segitiga Sunni’ (wilayah barat dan utara Iraq), dan produksi minyak bagian dari [rencana] ini,” imbuhnya.*