Hidayatullah.com–Badan penanggulangan bencana Turki (AFAD) hari Jumat (15/8/2014) mengatakan bahwa sudah waktunya negara-negara lain di dunia ikut menanggung beban atas 1,2 juta pengungsi Suriah yang ditampungnya, terutama yang tinggal di luar kamp pengungsian.
Menurut AFAD, saat ini 285.000 pengungsi Suriah tinggal di kamp-kamp pengungsian di selatan Turki. Namun 912.000 lainnya hidup di berbagai kota di luar kamp pengungsian dan kehadiran mereka mulai menimbulkan konflik dengan warga setempat.
Turki kebanjiran pengungsi tiga tahun terakhir sejak Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, yang akan segera menjabat presiden, memberlakukan kebijakan pintu terbuka.
Pimpinan AFAD Fuat Oktay mengatakan kepada para wartawan di Istanbul bahwa masyarakat internasional seharusnya membantu lebih banyak agar Turki sanggup menampung para pengungsi itu, lansir Hurriyet.
Turki telah mengahbiskan US$3,5 milyar untuk pengungsi yang datang, tetapi hanya menerima bantuan internasional sebesar US$224 juta, kata Oktay.
Negara-negara lain, kata Oktay, bisa membantu Turki dengan mendirikan dan mengelola kamp pengungsi lainnya. Mereka bisa membantu mendirikan sekolah, yang menjadi prioritas karena seperempat pengungsi adalah anak usia sekolah, sehingga anak-anak itu tidak berkeliaran di jalanan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ketegangan antara penduduk lokal dengan pengungsi dari luar negeri mulai tampak di sejumlah tempat di Turki sehingga menimbulkan bentrokan dan kerusuhan, seperti yang terjadi di Gaziantep belum lama ini.
Selain pengungsi asal Suriah, Turki belakangan juga mengumumkan akan menampung orang-orang penganut Yazidi dan Turkmen dari Iraq, dengan cara membuat kamp pengungsi di dalam wilayah Iraq dekat perbatasan.*