Hidayatullah.com—Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan negaranya tidak akan mengirimkan pasukan ke Iraq, tetapi akan membantu pemerintah Badghdad melawan kelompok pemberontak bersenjata Muslim.
Dilansir BBC (19/6/2014), Obama mengatakan AS siap untuk “melakukan tindakan militer yang terarah dan tepat,” jika dan apabila … situasi di lapangan menuntutnya demikian, tetapi menambahkan bahwa pasukan AS tidak akan bertempur di Iraq.
Lebih lanjut Obama bersikukuh menyatakan “tidak ada solusi militer” dan mendesak pemerintah Syiah Iraq untuk bersikap “inklusif.”
Sebelumnya, Iraq telah meminta agar AS melancarkan serangan udara atas kelompok-kelompok bersenjata Muslim, yang beberapa waktu terakhir menguasai sejumlah wilayah di Iraq.
Obama juga mengatakan bahwa bukan pada tempatnya bagi AS untuk memilih para pemimpin Iraq.
AS tahun 2003 melancarkan invasi ke Iraq guna menggulingkan kekuasaan Saddam Hussein dengan dalih Baghdad memiliki senjata pemusnah massal, sebuah alasan yang hingga kini tidak terbukti sama sekali. Setelah Saddam Hussein ditangkap, AS menyerahkannya kepada kelompok oposisi dari kalangan Syiah yang kemudian menggantung Saddam Hussein. Hadir dalam eksekusi Saddam ketika itu antara lain Muqtada Al-Sadr tokoh Syiah Iraq terkemuka.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Melalui rekayasa pemilu, AS menaikkan para politisi Syiah ke puncak pemerintahan Baghdad, dengan Nuri Al-Maliki sebagai perdana menterinya.*