Hidayatullah.com—Seorang prajurit Amerika Serikat yang telah ditawan oleh Taliban telah dibebaskan untuk ditukar dengan lima warga Afghanistan yang ditahan di Guantanamo, kata pejabat AS Sabtu (31/5/2014) dilansir AFP.
Sersan Bowe Bergdahl, 28, merupakan satu-satunya tentara AS yang ditawan Taliban. Dia diserahkan kepada pasukan khusus AS Sabtu malam waktu setempat di timur Afghanistan dekat perbatasan Pakistan.
Penyerahan itu merupakan hasil dari negosiasi rahasia dan tidak langsung antara AS dengan Taliban, dengan pemerintah Qatar sebagai perantara.
Qatar akan menjadi negara penampung kelima orang Afghanistan yang dibebaskan dari Guantanamo, dengan syarat mereka tidak boleh bepergian ke luar Qatar selama sedikitnya satu tahun setelah diserahkan.
Puluhan personel pasukan khusus AS terbang ke Afghanistan dengan helikopter menemui sekitar 18 orang anggota Taliban untuk melakukan pertukaran tahanan.
Menurut seorang pejabat pertahanan senior yang melakukan perjalanan bersama Menteri Luar Negeri AS Chuck Hagel ke Singapura, begitu Bergdahl naik ke helikopter yang bising meraung-raung, dia langsung mengambil pena dan menuliskan “SF?” diselembar piring kertas, menanyakan apakah tentara yang menjemputnya adalah pasukan khusus.
“Ya. Kami sudah mencarimu sejak lama,” teriak mereka kepada Bergdahl diselingi suara rotor helikopter yang memekakkan telinga.
Kemudian, kata pejabat AS itu, Bergdahl menangis.
Bergdahl diperkirakan dilarikan ke Pangkalan Udara Bagram, basis utama tentara Amerika Serikat di Afghanistan, untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan.
Semua pejabat AS yang berbicara mengenai pertukaran Bergdahl dengan tahanan Guantanamo itu tidak mau disebutkan identitasnya.
Bergdahl berada di tangan Taliban sejak 30 Juni 2009, setelah ditangkap oleh kelompok Haqqani di dekat perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menyambut kembalinya Bergdahl, Obama mengatakan bahwa hal itu membuktikan komitmen Amerika yang tidak akan meninggalkan satu pun tentaranya di medan pertempuran.
Amerika Serikat hingga saat ini masih memenjarakan lebih dari 100 orang Muslim dari berbagai negara dengan tuduhan sebagai teroris. Sebagian besar dari mereka hingga saat ini dikurung tanpa proses hukum dan seharusnya telah dibebaskan sejak beberapa tahun lalu. Sebagian bahkan jelas terbukti sama sekali tidak berkaitan dengan kelompok-kelompok yang disebut AS sebagai teroris.*