Hidayatullah.com—Jika Tunisia menularkan Arab Spring ke Mesir, maka Mesir menularkan Tamarud ke Tunisia. Gerakan ini dikecam PM Tunisia Ali Layaredh yang menyebutnya tidak akan berhasil mengguncang pemerintahan Islam saat ini di negara itu.
“Kelompok tiruan ini yang menyebut diri mereka Tamarud sudah jelas, dan menurut saya ini merupakan bhaya bagi proses demokrasi,” kata PM Ali Larayedh.
“Menurut saya gerakan itu tidak akan sukses. Itu meniru sesuatu hal yang asing di Tunisia,” kata Larayedh dalam wawancara di radio Senin (22/7/2013) dikutip AFP.
Sebelum Tamarud Mesir melakukan protes besar terhadap pemerintahan Muhammad Mursy pada 30 Juni lalu, Tamarud versi Tunisia sudah melancarkan tuntutan pembubaran parlemen nasional, yang saat ini dikuasai partai Islam.
Partai An-Nahda memenangi pemilihan umum parlemen Oktober 2011, pemilu pertama sejak rezim Zainal Abidin bin Ali alias Ben Ali digulingkan. Atas kemenangannya itu partai Islam An-Nahda berhak memimpin pemerintahan koalisi Tunisia.
Namun, sudah hampir dua tahun berlalu palremen belum juga berhasil merumuskan konstitusi baru, karena belum tercapai kesepakatan di antara wakil-wakil rakyat.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kepada AFP ketua Tamarud versi Tunisia, Mehdi Said, mengaku sudah berhasil mengumpulkan tanda tangan sebanyak 870.000 sampai tanggal 14 Juli.
Namun, klaim Tamarud versi Tunisia, yang terbentuk dari 14 gerakan pemuda itu, tidak bisa diverifikasi.*