Hidayatullah.com—Menyedihkan kisah hidup etnis Muslim Rohingya. Di dalam negeri mendapat kekerasan, ingin ke negeri lain juga disambut kekerasan. Kabar terbaru, militer Thailand telah dituduh menembaki para pencari suaka Rohingya yang melarikan diri dari konflik di Burma barat, dikutip Radio ABC, Sabtu (09/03/2013) orang-orang yang berada di kapal mengatakan, mereka terjun ke laut dan berencang ketika aparat Thai menarik kapal mereka ke perairan internasional.
Dikatakan para saksi, tentara Thai kemudian melepaskan tembakan. Namun militer membantah menembaki pencari suaka, namun penduduk desa Thai mengatakan, mereka menemukan dua mayat dari laut, satu dengan luka tembak di kepala.
Bentrokan antara etnik Rakhine yang Budhist dan etnik Rohingya yang Muslim di Burma barat memaksa ribuan orang mengungsi dengan kapal.
Sekitar 5.000 sampai 6.000 orang sejauh ini telah tiba di Thailand melalui perjalanan yang berbahaya.
Dalam kasus ini, empat pria menuduh aparat Thai menarik kapal mereka ke laut agar mereka tidak berada di wilayah Thailand, dan kemudian melepaskan tembakan ketika mereka terjun dari kapal.
Orang-orang itu mengatakan, beberapa tembakan peringatan dilepaskan, tapi tidak jelas apakah aparat Thai sengaja menembaki mereka yang berada di air.
Akan tetapi, seorang pria yang selamat, Rafik, mengatakan kepada ABC, bahkan ketika ia berenang, ia tahu ada satu atau dua orang yang tewas.
“Ketika kapal ditarik, kami takut kami akan dibawa ke laut, maka 10 samapi 15 orang terjun ke air. Kemudian mereka melepaskan tembakan,” katanya.
Dari 15 yang terjun ke laut, paling sedikit delapan orang masih belum diketahui nasibnya.
Suara tembakan
Kapal yang membawa sekitar 100 orang Rohingya itu pertama mencapai Thailand setelah kehabisan bakan bakar.
Sebuah kapal nelayan yang lewat menariknya ke Pulau Surin, di utara Phuket, dimana penduduk desa memberi mereka makan dan air sebelum memanggil pihak berwenang untuk membantu para pendatang itu.
Video yang diberikan kepada ABC menunjukkan, sebuah kapal Angkatan Laut Thailand dan sebuah kapal dari Komando Operasi Keamanan Dalam Negeri berada di pulau itu.
Para pengungsi Rohingya itu mengatakan, setelah pihak berwenang tiba, mereka disuruh kembali ke kapal dan ditarik ke laut.
Tidak ada video yang diperoleh ABC yang menunjukkan penembakan. Akan tetapi, penduduk desa menegaskan, mereka mendengar tembakan dan kemudian menemukan mayat dua orang di air.
ABC menyaksikan dua kuburan baru dimana penduduk desa mengatakan, mereka mengubur kedua mayat itu. Dikatakan, satu mayat mempunyai luka tembak di kepala.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Komando Operasi Keamanan Dalam Negeri Thailand membantah tudingan itu.
Sebuah statement mengatakan: “Tuduhan itu tidak benar. Tidak ada insiden seperti itu. Mereka tidak ditembak oleh aparat Thailand.”
Tidak jelas apa yang terjadi pada kapal pencari suaka tadi dimana katanya terdapat sekitar 100 orang Rohingya lainnya.
Para pencari suaka itu jelas terlihat dalam video di pulau itu, yang menggambarkan sekelompok besar pria dengan beberapa wanita dan anak-anak.
Ini bukan pertama kalinya tudingan seperti itu dilontarkan pada piihak berwenang Thailand, yang bulan lalu dituduh mengambil mesin dari sebuah kapal Rohingya yang kemudian terapung-apung sampai ke Sri Langka selama 25 hari. Dari 130 orang di kapal itu, 97 tewas.
Hukum internasional dan HAM, rupanya belum cukup mampu melihat persoalan kemanusiaan secara adil.*