Hidayatullah.com—Inggris hari Sabtu (16/2/2013) meminta pemerintah Chad agar menangkap Presiden Sudan Umar al-Bashir, yang sedang berkunjung ke N’Djamena untuk menghadiri pertemuan regional, dan menyerahkannya kepda Mahkamh Kejahatan Internasional (ICC).
Chad adalah salah satu negara penandatangan piagam pembentukan ICC, yang secara legal terikat untuk menangkap Al-Bashir sebagai tersangka kasus kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida di Darfur.
Namun, sejumlah negara penandatangan ICC juga tidak menangkap menangkap Al-Bashir saat mengunjungi negara mereka.
Al-Bashir berada di Chad hari Sabtu untuk melakukan pembicaraan dengan sejumlah pemimpin Afrika Tengah mengenai masalah keamanan, termasuk operasi melawan kelompok-kelompok Islam di Mali.
“Jika Presiden Bashir tidak ditangkap, maka ini ketiga kalinya pemerintah Chad tidak melaksanakan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Mahkamah Kejahatan Internasional terkait kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida,” kata Mark Simmonds asisten menteri luar negeri Inggris untuk urusan Afrika, dilansir AFP.
“Chad sudah berkomitmen untuk bekerjasama penuh dengan ICC, dan saya mengulangi kembali pentingnya, yaitu pemerintah Inggris mempercayai komitmen semacam itu. Inggris berharap Chad memenuhi kewajibannya dan akan mengecewakan jika tidak melaksanakannya,” kata Simmonds.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
ICC hari Jumat mengeluarkan surat resmi untuk pemerintah Chad yang mengingatkan akan kewajibannya menangkap al-Bashir.
Sebuah surat juga dikirimkan ke Libya, di masa tersiar kabar bahwa Al-Bashir akan mengunjungi mengara itu, meskipun Libya bukan negara penandatangan ICC.*