Hidayatullah.com—Interogasi berdarah-darah seperti yang digambarkan dalam film Hollywood terbaru tentang perburuan Usamah bin Ladin oleh Amerika Serikat berjudul “Zero Dark Thirty” (ZDT) tidak benar-benar terjadi, kata mantan seorang pejabat intelijen AS CIA yang melakukan interogasi atas para tahanan.
“Yang sebenarnya adalah tidak seorangpun yang berdarah-darah atau dipukuli dalam program interogasi keras yang saya awasi dari tahun 2002 sampai 2007,” kata Jose Rodriguez dalam tulisannya di Washington Post bertitel “Sorry Hollywood. What we did wasn’t torture”, (Maaf Hollywood, yang kami lakukan dulu bukan penyiksaan) yang dikutip AFP (7/1/2013).
Hal itu dikatakan oleh Rodriguez sebagai tanggapan atas adegan dalam film ZDT yang akan tayang di bioskop-bioskop di Amerika mulai 11 Januari mendatang.
Disutradarai oleh pemenang Academy Award Kathryn Bigelow, film itu bercerita tentang perburuan Usamah bin Ladin selama 10 tahun sejak peristiwa 9/11 yang berakhir secara dramatis dengan penyerbuan berdarah bulan Mei 2011 di tempat persembunyian Bin Ladin di Abbottabad, Pakistan.
ZDT dibuka dengan adegan penyiksaan para tahanan, yang akhirnya memberikan informasi penting untuk menemukan Bin Ladin.
Namun, menurut Rodriguez adegan penyiksaan itu sama sekali fiksi, tidak ada dalam kenyataannya.
Rodriguez mengatakan, adegan penyiksaan di mana tahanan dikalungi sabuk anjing di lehernya, dicuri pembuat film dari penyiksaan yang dilakukan tentara AS di penjara Abu Ghraib di Iraq.
“Hal semacam itu tidak pernah dilakukan di ‘tempat-tempat hitam’ CIA,” katanya, seraya menegaskan bahwa interogasi diawasi dengan ketat. Tempat hitam (black sites) adalah sebutan untuk penjara-penjara rahasia CIA di seluruh dunia tempat para tahanan Muslim yang dituduh teroris dari berbagai negara dikurung.
Selanjutnya Rodriguez memberikan penjelasan yang terkesan mengada-ada.
“Untuk menampar dengan tangan terbuka seorang tahanan di wajahnya satu kali saja, para petugas CIA harus mendapatkan wewenang tertulis dari Washington,” katanya.
“Para tahanan diberi kesempatan untuk bekerjasama. Jika mereka tetap menolak dan kami yakin orang itu menyimpan informasi penting, dengan izin dari Washington mereka mungkin akan menerima tehnik [interogasi] yang lebih keras, seperti ditarik kerah bajunya, tidak boleh tidur, atau dalam kasus langka di-waterboarding.”
Menurut Rodriguez, kalaupun mereka menggunakan tehnik penyiksaan waterboarding, maka yang digunakan adalah botol plastik kecil, bukan ember besar seperti dalam film.
Bahkan, kata Rodriguez membela institusinya, waterboarding tidak pernah digunakan lagi setelah tahun 2003.
Padahal kenyataannya, baru awal Januari 2009 setelah Obama disumpah menjadi presiden AS, dikeluarkan keputusan tentang larangan CIA menggunakan teknik interogasi keras yang dipakai sejak peristiwa 9/11 pada masa George W. Bush, termasuk di antaranya waterboarding. Obama juga menandatangani surat perintah penutupan penjara Guantanamo dan mengubah kebijakan kontraterorisme.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Rodriguez membela eksistensi penjara-penjara rahasia CIA di seluruh dunia, dengan alasan keberadaan penjara itu memudahkan CIA bolak-balik menginterogasi tahanan.
Sejumlah anggota parlemen AS terkemuka, bersama pejabat sementara direktur CIA Michael Morell, mengatakan bahwa teknik penyiksaan yang ditunjukkan dalam ZDT terlalu dilebih-lebihkan.
Pada 19 Desember 2012 senator John McCain, Dianne Feinstein dan Carl Levin, meminta Morell untuk memberikan kepada mereka semua data dan informasi yang bisa diberikan kepada para pembuat film.*