Hidayatullah.com—Desmond Tutu bersama dengan dua rekannya sesama peraih Nobel Perdamaian menulis surat kepada yayasan Nobel guna memprotes keputusan yang menetapkan Uni Eropa sebagai peraih Nobel Perdamaian tahun ini.
Surat protes itu ditandatangani Tutu bersama Mairead Maguire pemenang Nobel Perdamaian 1976 dari Irlandia Utara dan Adolfo Perez Esquivel pemenang Nobel Perdamaian tahun 1980 dari Argentina.
“UE jelas-jelas bukan ‘pembela perdamaian’ seperti yang ada dalam benak Alfred Nobel ketika dia menuliskan wasiatnya. Panitia Nobel Norwegia sudah meredefinisi dan mengubah penghargaan ini sehingga tidak sesuai dengan ketentuan yang ada,” kata mereka dalam pernyataan yang dikutip Russia Today (1/12/2012).
Panitia Nobel diminta untuk menghormati wasiat yang ditinggalkan Alfred Nobel dan tidak memberikan hadiah uang US$1,2 juta kepada Uni Eropa.
Penerima penghargaan Nobel selain mendapatkan hadiah uang tunai juga mendapatkan medali emas dan sertifikat.
Para pemimpin Eropa sendiri terpecah sikapnya terkait penghargaan Nobel Perdamaian untuk Uni Eropa tahun ini.
Perdana Menteri Inggris David Cameron salah satu pemimpin Eropa yang mengaku tidak akan menghadiri upacara pemberian penghargaan itu. “Ada cukup orang yang akan hadir untuk menerima hadiah itu,” katanya beralasan.
Presiden Ceko Vaclav Klaus yang skeptis dengan mata uang Uni Eropa euro dan Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt juga menegaskan tidak akan hadir. Demikian pula dengan empat anggota kabinet Norwegia yang skeptis terhadap euro.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy menyeru agar 27 negara anggota UE menghadiri upacara penyerahan hadiah Nobel, termasuk Kroasia yang akan segera resmi menjadi anggota.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande mengaku akan hadir di Oslo untuk menerima penghargaan Nobel tersebut.*