Hidayatullah.com—Pesawat-pesawat tanpa awak (drone) buatan Amerika Serikat, yang kerap dipakai untuk melakukan serangan di daerah-daerah pelosok di berbagai negara, ternyata banyak diminati oleh negara-negara asing.
Dilansir Russia Today Kamis (7/9/2012), Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan unmaned aerial vehicles (UAV) yang akan dijual ke 66 negara asing.
Jika disetujui oleh Kongres dan Departemen Luar Negeri, Pentagon dalam waktu dekat akan bergerak menjual pesawat-pesawat tanpa awak yang populer digunakan untuk melakukan operasi militer di berbagai negara seperti Afghanistan dan Pakistan serta Yaman itu.
Meskipun penggunaan pesawat tanpa awak Amerika Serikat sering mendapat kecaman dari berbagai pihak, karena memakan banyak korban sipil tidak berdosa, Pentagon sepertinya tidak akan melepaskan kesempatan untuk mendapatkan uang dari penjualan UAV andalan negeri Paman Sam itu. Sebagaimana diketahui, anggaran Pentagon dalam sepuluh tahun ke dapan mengalami pemangkasan milyaran dolar. Hasil penjualan UAV setidaknya akan memberikan sumbangan finansial kepada Departemen Pertahanan AS itu.
Tahun lalu saja, hasil penjualan senjata Amerika Serikat membukukan transaksi senilai USD66,3 milyar. Sebagian besar merupakan transaksi dengan negara-negara sekutu AS.
Baru bulan lalu, laporan Congressional Research Service menyebutkan bahwa tahun 2011 merupakan “tahun tunggal yang mencatat nilai total kesepakatan tertinggi dalam sejarah ekspor persenjataan Amerika Serikat.”
CEO dari Northrop Grumman Corp, Wes Bush, hari Rabu lalu (6/9/2012) kepada Reuters mengatakan, pemerintahan Obama di Gedung Putih sedang mengupayakan kemudahan bagi perusahaannya dan perusahaan-perusahaan lain untuk dapat menjual UAV ke luar negeri, yang sampai saat ini masih mengalami hambatan.
“Saya berharap kami mengalami kemajuan. Hal itu berjalan lambat sekali, menyakitkan, tetapi kami berharap semuanya berjalan sesuai rencana,” kata Bush kepada Reuters.
Awal tahun ini, wakil direktur Badan Kerjasama Pertahanan Keamanan di Pentagon, Richard Genaille, mengatakan kepada peserta konferensi ComDef2012, “Kami tidak sepenuhnya memegang kebijakan pemerintah AS,” terkait penjualan drone, tapi sedang mengupayakannya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Hal itu tidak berlangsung secepat yang kami harapkan, tetapi kami tidak akan menyerah,” kata Genaille.
Pada bulan Mei, Presiden Turki Abdullah Gul mengatakan kepada kantor berita pemerintah Anadolu bahwa Washington memberikan “sikap positif” atas keinginan negaranya untuk memiliki drone. “Mereka (AS) sedang berusaha meyakinkan Kongres” sebelum kesepakatan dibuat, kata Gul.
Bulan lalu, perusahaan marketing Teal Grup memperkirakan nilai belanja UAV dalam satu dekade ke depan akan naik dua kali lipat dari nilai sekarang yang mencapai USD6,6 milyar pertahun menjadi USD11,4 milyar, atau total selama sepuluh tahun USD89 milyar.*