Hidayatullah.com—Kepala pelayan Paus Benediktus XVI tersangka pencurian dokumen rahasia milik Tahta Suci Vatikan dan membocorkannya ke media bisa dipenjara 6 tahun jika terbukti bersalah, kata seorang hakim di Vatikan, Selasa (5/6/102), lansir AFP.
Paolo Gabriele ditangkap bulan lalu, setelah kedapatan menyimpan dokumen milik Vatikan di rumahnya dan ditahan di Tahta Suci.
Pria 46 tahun itu ditanyai secara formal untuk pertama kalinya di depan hakim pada hari Selasa kemarin. Gabriele yang didampingi pengacaranya menyatakan siap untuk bekerjasama.
Tuduhan seperti yang ditujukan atas Gabriele dapat dikenai sanksi satu sampai enam tahun penjara. Undang-undang pidana Vatikan juga mencakup pelanggaran terhadap kedaulatan negara, menerima barang curian dan membongkar rahasia negara.
Hakim Paolo Papanti-Pellier, yang tidak terlibat menangani kasus tersebut, mengatakan kepada para wartawan bahwa Gabriele akan diadili di Vatikan, namun tidak dapat dibui di sana sebab Vatikan tidak memiliki fasilitas penjara.
“Jika terdakwa dinyatakan bersalah, Vatikan akan meminta kepada pemerintah Italia agar dia bisa menjalani hukumannya di penjara Italia,” berdasarkan Lateran Pacts antara Vatikan dan Italia yang dibuat tahun 1929, jelas Papanti-Pellier.
Saat ini Gabriele ditahan di “ruangan keamanan” di Tahta Suci yang hanya berhiaskan sebuah salib. Dia masih diperbolehkan mengikuti misa Minggu di Vatikan dengan ditemani petugas dan tanpa mengenakan borgol.
Papanti-Pellier mengatakan, hukum pidana di Vatikan sekarang seperti yang berlaku di Kerajaan Italia tahun 1889 dan relatif lunak. Paus bisa memberikan pengampunannya kapan saja saat terdakwa sedang menjalani persidangan.
Dokumen-dokumen yang diduga dicuri oleh Gabriele termasuk di antaranya berupa memo tentang bagaimana Gereja Katolik menangani masalah pencabulan anak-anak dan kasus pencucian uang. Bocoran dokumen tersebut dimuat di koran-koran Italia dan sudah ditulis menjadi sebuah buku.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebagian pengamat Tahta Suci mengatakan bahwa Gabriele dijadikan alat bagi Paus Benediktus XVI untuk melawan kekuatan besar yang bercokol di Tahta Suci, namun sebagian lain berpendapat bahwa Gabriele kemungkinan membantu kelompok yang berusaha untuk menempatkan orang baru di kursi kepausan untuk menggantikan Benediktus.*