Hidayatullah.com–Pada hari Jumat malam, baik di dalam maupun di luar kota Zliten senjata ringan dan berat sudah dipersiapkan dan sejumlah sniper juga berada di bangunan tinggi di makam Syeikh Al Asmar mereka bersiap menghadapi pasukan Salafy yang hendak menghancurkan makam Syeikh Al Asmar yang rencana dilakukan pada Sabtu pagi, karena dianggap sebagai tempat kemusyrikan demikian lansir situs berita Libya Al Manarah li Al I’lam (10/3/2012).
Sebagaimana juga diberitakan Syarq Al Ausath bahwa pasukan Tajammu At Tsuwar (Perserikatan Pro Revolusi) juga mendatangkan pasukan dari Misrata untuk memperkuat Zliten.
Kabar Perundingan Antara Dua Pihak
Disebutkan adanya perundingan pihak Zliten dengan pasukan Salafy dalam rangka menghindari pertumpahan darah, yang menghasilkan kesepakatan penutupan makam tersebut dan melarang aktivitas ziyarah dan pada hari Sabtu pagi pasukan Salafy harus pergi dari wilayah tersebut. Namun sebagian dari mereka masih bersikeras ingin menghancurkan makam.
Kelompok bersenjata dengan jumlah besar di kota Zliten menyebutkan bahwa tidak ada seorang pihak pun yang melakukan perbuatan semaunya di luar kebijakan negara dan hukum. Dan mereka menilai bahwa pihak yang hendak menghancurkan makam merupakan kelompok pemberontak yang tidak menghormati hukum syariat dan hukum positif dan wajib untuk memeranginya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menteri Pertahanan Usamah Al Juwaili dan Menteri Dalam Negeri Fauzi Abdul Aal yang disebut-sebut berperan dalam perundingan menafikan bahwa pihaknya ikut melakukan hal itu. Dan mereka juga manafikan adanya peran dari pasukan pemerintah.
Keterangan foto: Penduduk Zliten berbaur bersama kelompok bersenjata untuk antisipasi serangan pasukan Salafy terhadap makam Syeikh Al Asmar.