Hidayatullah.com—Negeri komunis China dikenal sangat ketat memberi izin pemeluk agama. Tapi urusan tahayul, justru berbeda dengan di Indonesia.
Baru-baru ini, China melarang sekolah taman kanak-kanak di provinsi bagian utara memberikan tes membaca garis tangan, yang diklaim sekolah itu dapat memprediksikan tingkat kecerdasan dan potensi calon murid, kata kantor berita Xinhua, Rabu (01/02/2012) seperti dikutip laman mediaindonesia.
Meskipun banyak orang tua di Taiyuan, ibu kota Provinsi Shanxi, dengan penuh semangat membawa anak-anak mereka untuk diuji, beberapa orang kemudian mengeluh tentang biaya yang mahal dan mempertanyakan metode pengujian, yang oleh penguji diklaim dapat mengungkapkan bakat anak-anak di musik, matematika dan bahasa.
“Kami telah mengeluarkan surat edaran untuk mengkritik tiga sekolah taman kanak-kanak yang menawarkan tes membaca garis tangan senilai 1.200 yuan ($ 190) per orang,” kata Ma Zhaoxing, kepala biro pendidikan lokal kepada Xinhua. Ia menambahkan bahwa praktek itu telah dilarang.
Pihak berwenang sedang menyelidiki apakah perusahaan yang merancang tes itu, Shanxi Daomeng Culture Communication Co, Ltd, telah melanggar hukum, kata Xinhua.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Meski meramal termasuk membaca garis tangan, memiliki akar yang dalam di tradisi China, para pemimpin China tidak mendorong praktek itu dan menghukum praktek yang dinilai kental dengan tahayul itu. Sementara di Indonesia, justru terbalik. Tahayul justru dipromosikan media dan TV. *